PGE Segera Garap Panas Bumi di Lampung

panas bumi ulubelu, lampung
Share :
panas bumi ulubelu, lampung
panas bumi ulubelu, lampung

ragamlampung.com — PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengajukan permohonan penugasan untuk menggarap tujuh lapangan panas bumi tahun ini kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Panas bumi itu antara lain di Suoh, Sekincau, Lampung Barat.

Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mengatakan, pemerintah baru menyetujui penugasan tiga di antaranya.

“PGE minta WKP Ungaran di Jawa Tengah, namun belum diputus. Lalu meminta Suoh, di Lampung, tapi masih berlaku penugasan survei pendahuluan oleh Chevron,” kata Yunus, Jumat (23/9/2016).

Yunus enggan menyebut tiga WKP yang sudah diberikan penugasannya kepada PGE, namun ia memastikan anak usaha PT Pertamina (Persero) itu bakal memasukkan ketiga WKP tersebut dalam rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) tahun 2016.

“PGE akan mulai mengebor di WKP tersebut, pemerintah juga telah mendorong PGE mengembangkan potensi panas bumi di WKP existing, seperti yang ada Gunung Way Panas (Lampung) dan Hululais (Bengkulu),” katanya.

Di WKP Gunung Way Panas, PGE saat ini memiliki dua unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), yakni PLTP Ulubelu Unit 1 dan Unit 2 dengan masing-masing memiliki kapasitas terpasang sebesar 55 Megawatt (MW). Selain itu, perseroan juga mengembangkan Unit 3 dan 4 dengan kapasitas total sebesar 2 x 55 MW. PLTP Ulubelu Unit 3 telah beroperasi pada Juli 2016 dan Unit 4 ditargetkan beroperasi 2017.

Sementara di Hululais yang berjarak sekitar 180 kilometer (km) dari kota Bengkulu dan terletak di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, PGE mengembangkan PLTP Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas 2 x 55 MW dengan target beroperasi 2018.

Hingga akhir 2016, PGE menargetkan memiliki kapasitas terpasang listrik dari PLTP sebesar 542 MW dengan masuknya tambahan 105 MW dari tiga pembangkit, yakni PLTP Ulubelu Unit 3 berkapasitas 55 MW, PLTP Lahendong Unit 5 berkapasitas 20 MW, dan PLTP Karaha Unit 1 berkapasitas 30 MW.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, setiap tahun PGE melakukan pemboran sebanyak 11-12 sumur panas bumi dengan nilai investasi sekitar US10 juta dolar AS per sumur.

Tafif Azimudin, Sekretaris Perusahaan PGE, menegaskan saat ini perusahaannya menjalankan delapan total proyek, baik steam field dan PLTP di Kamojang, Karaha, Lahendong, Ulubelu dan Lumut Balai. Tiga proyek steam field hululais dan sungai penuh serta 4 proyek tahapan eksplorasi yaitu Bukit Daun, Margabayur, Lawu dan Seulawah.

“Infrastruktur di Bukit Daun dengan membangun jalan masuk ke hutan lebih dari 20 km sudah finalisasi rencana Oktober sudah mulai bor eksplorasi,” kata Tafif.

Abadi Purnomo, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia menilai, jika pemerintah ingin pengembangan panas bumi bisa melaju lebih cepat, PGE tentu perlu mendapat dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan. Terutama dari sisi harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) sebagai pembeli tunggal.

“Sustainable regulasi dan willingness PLN untuk membeli listrik panas bumi tentu dibutuhkan,” kata dia. (ar)

Share :