Perubahan Drastis Seorang Syekh Puji

Share :

syek-puji
ragamlampung.com – Syekh Puji sempat menyita perhatian publik tahun 2009 lalu karena pernikahannya dengan anak di bawah umur bernama Lutviana Ulfa yang baru saja lulus SD dan berumur 12 tahun.

Pimpinan pondok pesantren namun memiliki usaha besar berorientasi ekspor dan kaya itu akhirnya ditahan di Polwiltabes Semarang (kini Polrestabes), Jawa Tengah.

Syekh Puji dikenal kontroversial juga dermawan, pemilik nama asli Pujiono Cahyo Widianto itu terkenal dengan gayanya yang nyentrik.

Sikap dermawannya sempat disalurkan pada warga miskin secara langsung melalui pembagian zakat sampai Rp1,3 miliar, nominal tersebut sangatlah fantastis pada masa itu.

Secara mengejutkan, ada seorang blogger yang bernama Arief Firhanusa yang menceritakan bawah dibandingkan dengan tahun 2009 lalu, Syekh Puji terlihat berbeda sekali.

“Saya pernah memandangnya dengan jubah putih ala padang pasir, naik Yamaha Mio tengah beli bensin di SPBU dekat rumah sekalian pondok pesantrennya, Miftahul Jannah, tidak ada helm, belum lama ini,” kata Arief dalam tulisannya dikutip Sabtu (22/10/2016).

Dengan bersahaja, Arief menuliskan bahwa dirinya sempat bertemu di pasar Bandungan, Kabupaten Semarang.
“Tidak ada jubah serta tasbih besar di leher. Kata pedagang pasar, ia beli sayuran untuk pakan kijang-kijang yang dia pelihara di pekarangan,” tulis Arief.

Sangat berbeda, begitulah kesaksiannya, tidak seperti dulu yang kerap kali pamer kemewahan, malah saat ini dia berfokus pada perusahaannya yang merupakan perusahaan yang memproduksi kaligrafi berlapis kuningan, yaitu PT Sinar Lendoh Terang (Silenter). Ke berbagai negara di bagian Timur Tengah, produk Silenter tersebut diekspor.

Lalu bagaimana dengan kisah pernikahan dirinya dan Ulfa

Ternyata dari pernikahan itu, mereka telah dikaruniai dua orang anak, Syekh Puji juga menjaga keharmonisan rumah tangganya bersama tiga istrinya, selain menyibukkan diri untuk mengurus perusahaannya.

Syekh Puji mengalami masalah penggelapan uang pada akhir 2015 lalu yang dilakukan oleh pegawainya, hal tersebut sudah dilaporkannya pada Polres Balikpapan bersama istri dan anaknya.

Dari sekitar Pondok Pesantren Nurul Jannah yang dipimpinnya, terdapat beberapa warga yang mengakui bahwa perubahan telah terjadi pada sosok Syekh Puji. Dari jubah dan tasbih yang dianggap publik sebagai aksesoris simbol ketakwaanpun ditinggalkannya.

“Sering keluar, naik motor. Padahal, mobil mewahnya masih banyak,”ujar Cipto, warga setempat.

“Ia benar-benar sudah berubah. Saya berpapasan ketika sedang belanja dengan anak dan istrinya,” imbuh warga lainnya, Sartono. (ar)

Share :