Seluk Beluk Bigo Live dan Fenomena Transaksi Seks Online

Share :

situs-bigo-live
ragamlampung.com — Sejak Juni 2016 lalu, Bigo Live resmi diluncurkan di Indonesia. Kedatangan aplikasi unik yang memungkinkan penggunanya berinteraksi dengan audiensnya itu mendapat banyak perhatian.

Bigo Live mendapatkan perhatian lebih karena kemampuannya memberikan keuntungan bagi para user-nya. Yang dimaksud keuntungan di sini keuntungan dalam bentuk uang. Beberapa orang bahkan tak ragu mengatakan Bigo Live sebagai ladang uang.

Mungkin bagi beberapa orang hal ini tak penting jika hanya dilihat sebagai aplikasi handphone saja. Namun, jika ini dilihat sebagai salah satu fenomena sosial terbaru, maka bahasan ini bisa jadi penting.

Dilansir dari hipwee, sebenarnya ada dua pilihan cara untuk mendapatkan pundi-pundi dari aplikasi Bigo Live. Cara pertama bisa dibilang susah untuk orang-orang biasa . Sebab, cara pertama ini dibentuk langsung oleh pihak Bigo Live lewat artis-artis pilihan perusahaan. Mereka, artis-artis Bigo Live, mendapatkan bayaran langsung dari Bigo Live.

Para artis Bigo Live biasanya mempunyai jadwal rutin untuk menyiarkan apa yang sedang dilakukannya. Namun, tak sembarang orang bisa menjadi artis Bigo Live. Kabarnya, mereka harus mengikuti seleksi dengan persyaratan yang tidak gampang.

Sedangkan cara kedua, bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kamu, yang mempunyai aplikasi dan akun Bigo Live. Kamu tinggal menyiarkan apa yang sedang kamu lakukan, atau ilmu yang ingin kamu bagikan, maka para pengguna Bigo Live lainnya bisa menyaksikan siaranmu itu pun kalau mereka mau menyaksikannya.

Yang menarik, dalam siaran tersebut bisa mendapat pundi-pundi berupa virtual gift. Terdengar maya memang, tapi virtual gift tersebut bisa dikonversikan menjadi uang sungguhan ketika sudah mencapai syarat minimal. Virtual gift di Bigo Live ada yang berupa cincin, boneka teddy, bunga, sepeda motor hingga yang paling mahal dan prestisius, supercar.

Masing-masing hadiah punya nilai diamond. Sebuah virtual gift berupa bunga bernilai satu diamond. Sedangkan cincin punya nilai 10 diamond, dan yang paling edan adalah supercar senilai 3.000 diamond.

Sebagai informasi, Bigo Live megenal istilah diamond dan bean. Nilai tukar diamond lebih tinggi dari bean. Jelasnya, tiga diamond sepadan dengan nilai 10 beans. Beans kemudian bisa kamu jadikan uang sungguhan, di mana 210 beans senilai dengan satu dollar.

Namun tak bisa langsung tukuar virtual gift tersebut dengan uang. Anda bisa menukarkan dengan uang sungguhan ketika minimal punya 6.700 beans atau senilai 32 dollar.

Virtual gift tersebut jelas nggak gratis. Bagi mereka yang hanya jadi penonton dan hendak memberikan virtual gifts pada broadcasters, mereka perlu membelinya lewat aplikasi layanan pembayaran virtual, seperti Google Wallet.

Kurs jual dan beli tampaknya berlaku juga dalam hal ini. Pengguna yang membeli diamond senilai 1 Dollar AS akan menerima 42 diamond. Beda dengan mereka (broadcasters) yang menukarkan virtual gift jadi uang sungguhan, 210 beans setara dengan 70 diamond dan nilai diamond tersebut sepadan satu Dollar AS.

Dari sinilai para broadcaster menangguk rupiah. Mereka bisa mengumpulkan ribuan beans setiap kali siaran. Padahal frekuensinya tidak dibatasi sehingga mereka bisa berkali-kali siaran. Makin banyak beans yang terkumpul, tentu makin banyak pula pendapatannya.

Nilai jual: 1 USD = 40 diamonds = 120 beans
Nilai beli: 210 beans = 70 diamonds = 1 USD

Namun makin sini, penggunaan Bigo Live dianggap kelewat batas. Beda sekali kala aplikasi tersebut baru rilis Dulu, pada awal rilisnya, kerap menemukan orang-orang yang menggunakan Bigo Live untuk berbagi informasi, tips, atau sampai siaran-siaran yang positif, seperti baca Alquran. Siaran positif tersebut mungkin terpengaruh oleh waktu rilis Bigo Live yang bertepatan dengan bulan puasa.

Makin ke sini, Bigo Live tak ubahnya tempat hiburan buat nongkrong para cowok hidung belang. Rata-rata para ceweklah yang menjadi broadcaster dan para cowok yang jadi audience. Tak sedikit para cowok hidung belang yang meminta si broadcaster untuk melakukan hal-hal yang nakal. Seperti bertelanjang dada misalnya.

Bigo Live saat ini tak ubahnya panggung, cewek sebagai artisnya, dan para cowok sebagai penyawernya. Alat sawernya, seperti yang sudah dijelaskan tadi, adalah virtual gift. Itu lebih dari sekadar bentuk apresiasi dari para audience untuk para broadcaster.

Memang Bigo melakukan kontrol yang sangat ketat pada konten mereka. Fenomena yang terjadi saat ini jelas bukan salah perusahaan yang menggawangi Bigo Live. Fenomena ini adalah hasil dari “kelicikan” user Indonesia yang bisa dibilang sangat unik. Meskipun mayoritas konsumen Indonesia adalah konsumen yang “malu-malu mau”, tentu saja hal ini tetap merupakan isu yang harus mendapatkan perhatian.

Memang nggak semua melakukan hal-hal yang senonoh, tapi sejauh pantauan, kenyataannya seperti itu

Bigo Live banyak disalahgunakan untuk perbuatan tak senonoh adalah sebuah fakta. Tak ada keraguan soal itu. Kalau tak percaya, coba saja install aplikasi tersebut dan cek kebenarannya. Jangan salahkan kami kalau Anda malah ketagihan.

Buat para cewek pun bisa banget jadi audiens untuk menyaksikan para broadcaster ganteng. Mereka ada kok buat merangkul target pasar cewek.

Artikel ini bukan menjelekkan Bigo, namun bentuk gambaran buat orang-orang yang belum pernah tahu apapun tentang bigo. (ar)

Share :