Bocah 11 Tahun Kejutkan Pakar Komputer Dunia

Share :

ragamlampung.com — Seorang bocah baru berusia 11 tahun telah mengejutkan para pakar keamanan dan komputer. Ia bisa menghacking perangkat bluetooth untuk memanipulasi sebuah boneka beruang robotik. Ia menunjukkan bagaimana mainan cerdas yang saling berhubungan “dapat dibuat senjata”.

Ruben Paul, masih kelas enam sekolah dasar di Austin, Texas, Amerika Serikat. Dengan boneka beruangnya ia memukau ratusan orang di sebuah konferensi keamanan siber di Belanda, baru-baru ini.

“Dari pesawat terbang ke mobil, dari ponsel cerdas hingga rumah pintar, mainan apa saja atau apapun bisa menjadi bagian dari Internet Things,” kata bocah itu sambil mondar-mandir di panggung besar Forum Dunia di Den Haag. “Dari terminator sampai boneka beruang, apapun atau mainan apa pun bisa dibuat senjata.”

Untuk membuktikan ucapannya itu, ia membawa boneka beruangnya kemudian dihubungkan ke internet melalui wifi dan bluetooth untuk menerima dan mengirimkan pesan.

Ruben kemudian menghidupkan laptopnya, dan mulai mengoperasikan bonekanya untuk mencuri data dari ponsel peserta forum melalui koneksi bluetooth.

Reuben mengamati ruang forum dan untuk semua orang takjub karena boneka itu tiba-tiba bisa mendownload puluhan nomor telepon termasuk beberapa pejabat tinggi yang hadir.

Kemudian ia dengan bahasa komputer yang disebut Python mengoperasikan beruangnya untuk membobol pesan dari ponsel peserta forum.

“Sebagian besar hal yang terhubung dengan internet memiliki fungsi Bluetooth. Pada dasarnya saya menunjukkan bagaimana dapat terhubung dengannya, dan mengirim perintah ke sana, dengan merekam audio dan memainkannya,” katanya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (18/5/2017).

“Peranti rumah, barang yang bisa digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, mobil kita, lampu kulkas, segala sesuatu seperti ini yang terhubung bisa digunakan untuk memata-matai kita atau merugikan kita.”

Ia mengatakan, peranti itu bisa digunakan untuk mencuri informasi pribadi seperti kata kunci, sebagai pengawasan jarak jauh untuk memata-matai anak-anak, atau menggunakan GPS untuk mencari tahu di mana seseorang berada.

Ayah Ruben merupakan pakar teknologi informasi, Mano Paul. Ia menceritakan bahwa sejak umur enam tahun Ruben pintar memainkan komputer.

Ayahnya mengajarkan secara sederhana bagaimana permainan di smartphone bekerja, tapi Ruben mampu memahami lebih jauh. Ruben menemukan bahwa dalam permainan itu ada algoritma yang sama.

“Dia selalu mengejutkan kita. Ketika saya mengajarinya sesuatu, dia yang akhirnya mengajari saya,” kata Paul kepada AFP.

Paul terkejut ketika Reuben berhasil meretas sebuah mobil mainan, dan beralih ke hal-hal yang lebih rumit.

Kini keluarga tersebut mengembangkan kecerdasan Ruben yang juga orang Amerika termuda yang menjadi sabuk hitam Shaolin Kung Fu. Keluarga itu mendirikan organisasi nirlaba siber.

Share :