MABES KA Sebut Masyarakat Lampung Utara Masih Menginginkan Agung

Share :

ragamlampung.com – Meskipun sejumlah kandidat telah bermunculan pasca penjaringan bakal calon bupati (bacabup) yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Lampung Utara (Lampura), namun posisi Agung Ilmu Mangkunegara selaku incumbent masih kuat.

Agung  diyakini masih diinginkan masyarakat untuk kembali memimpin Lampura. Karenanya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkda) mendatang, Agung akan terpilih kembali.

“Tingkat kepuasan publik atas kepemimpinan beliau (Agung-red) sangat besar, karenanya kita yakin beliau akan kembali terpilih dalam Pilkada mendatang,” ujar Fredy Achmad, SE juru bicara Markas Besar Simpatisan dan Keluarga Agung (MABES KA).

Menurut Fredy, sejauh pemantauan terhadap kinerja Agung sebagai bupati Lampura, belum ditemukan penyimpangan terlebih penyalahgunaan anggaran.

Dengan kata lain, Agung merupakan sosok yang bersih. Hal itu telah dibuktikan dengan berhasilnya Lampura meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dua kali berturut-turut.

Begitupun dalam upayanya mensejahterakan masyarakat melalui sejumlah progam pro rakyat yang terus digulirkannya. Sementara dari sisi pembangunan, masyarakat Lampura dapat melihat secara nyata perubahan yang telah dilakukannya.

“Ini yang membuat tingkat kepuasan publik besar, yang tentunya akan meningkatkan elektabilitas Agung.” tuturnya.

MABES KA sendiri, lanjut Fredy, akan melakukan berbagai upaya untuk mendukung program-program yang telah dicanangkannya. Hal ini dimaksudkan agar program pro rakyat itu tepat sasaran dan dilaksanakan secara maksimal. Sehingga tidak terjadi ada oknum tertentu yang bermain dan merugikan masyarakat.

“Program dari hulunya sudah baik, ternyata sampai kehilir menjadi kurang baik. Ini yang terus kita amati dan pantau, sehingga tidak merugikan masyarakat dan bupati tentunya,” tegas Fredy

Disinggung soal banyaknya kandidat yang bermunculan dan akan ikut bertarung dalam Pilkada mendatang, Fredy mengatakan wajar dalam sebuah demokrasi. Dimana semua memiliki hak dan peluang yang sama untuk terpilih. Namun demikian tetap harus mengedepankan etika dan aturan yang ada, sehingga situasi dan kondisi Lampura tetap kondusif. Jangan sampai lantaran pesta demokrasi, masyarakat menjadi terkotak dan terpecah belah. Terlebih saling hujat dan ‘serang’ apalagi sampai melakukan tindakan melawan hukum.

“Mari bersaing secara sehat dengan mengedepankan etika berdemokrasi,” pungkasnya (rh)

Share :