Gempa 7,3 SR di Perbatasan Iran-Irak: Ratusan Orang Tewas

ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Gempa besar berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah perbatasan utara antara Iran dan Irak. Gempa mengakibatkan 348 orang tewas di Iran dan tujuh di Irak. Ribuan orang lainnya terluka dan kehilangan tempat tinggal.

Dikutip dari kantor berita Iran, Irna Senin (13/11/2017), jumlah korban tewas diperkirakan terus meningkat dan 5.953 orang terluka. Gempa melanda provinsi barat negara itu pada pukul 09.20 waktu setempat pada hari Minggu (12/11).

Pejabat lokal juga mengatakan jumlah korban akan meningkat karena saat ini tim pencari dan penyelamatan baru mencapai daerah terpencil.

Lebih dari 70.000 orang membutuhkan tempat penampungan darurat. Provinsi paling parah terkena adalah Kermanshah. Lebih dari 236 orang tewas di kota Sarpol-e Zahab, sekitar 10 mil dari perbatasan Irak.

Farhad Tajari, anggota parlemen setempat, mengatakan, 15 anggota keluarganya terbunuh dan rumah sakit utama kota tersebut mengalami kerusakan parah dan berjuang untuk merawat ratusan orang terluka.

“Sarpol-e Zahab hanya memiliki satu rumah sakit. Semua pasien dan staf rumah sakit telah dikuburkan di bawah reruntuhan, sehingga tidak dapat menawarkan layanan apapun,” katanya kepada media setempat.

Di Irak, gempa terjadi di wilayah utara Kurdi, menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai 535 orang.

Gempa ini menurut pengukuran terbaru Survei Geologi AS, berada di kedalaman 23,2 km, kedalaman dangkal yang bisa memicu kerusakan lebih luas.

Tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menemukan orang-orang yang terjebak dalam bangunan runtuh di kota-kota yang terkena dampak gempa, yang dirasakan sampai ke Israel dan selatan Baghdad, Irak.

Gambar yang diposkan di media sosial dari kota-kota di Kermanshah menunjukkan, bangunan runtuh, bangunan apartemen kehilangan rangkanya, dan mobil hancur di bawah reruntuhan. Orang-orang sibuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan bela sungkawa dan mendesak instansi pemerintah melakukan semua yang mereka bisa membantu yang terkena dampak. Polisi Iran, Garda Revolusi elit dan pasukan milisi Basij yang berafiliasi dikirim ke daerah-daerah yang terkena dampak.

Dalam kejadian tersebut, pengguna internet di Iran mengkritik media sosial Facebook karena tidak mengaktifkan fitur pemeriksaan keamanannya. Facebook biasanya melakukan hal tersebut jika terjadi bencana atau kejadian luar biasa. (ar)

Share :