Gelombang Unjuk Rasa di Kedutaan Besar AS

Share :

ragamlampung.com — Ribuan orang turun ke jalan mengutuk keputusan Washington, Amerika Serikat, mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Jumat (8/12/2017). Pihak berwenang memperketat keamanan di luar kedutaan besar AS di Jakarta.

Pengunjukrasa kebanyakan berpakaian putih tiba di luar kedutaan AS di Jakarta. Massa ada juga membawa bendera Palestina, dan mengibarkannya di depan kantor Kedubes.

Chairman Al Aqsa Working Group, Agus Sudarmaji, Jumat, mengatakan aksi ini dukungan terhadap Palestina sekaligus pernyataan sikap menolak keras wacana AS memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem.

“Yerusalem timur milik orang Palestina asli ada Masjid Al Aqsa. Mudah-mudahan jadi wakil suara Indonesian Kita tidak tidur tidak lalai terhadap proses di Timur Tengah,” kata dia.

Mereka juga mendukung sikap pemerintah yang telah memberikan kecaman dan penolakan pada Kamis (7/12). Agus mendesak agar pemerintah segera mengambil langkah diplomatis untuk mengintervensi rencana AS.

Kedutaan Besar AS di Jakarta menyarankan warganya menghindari daerah ada demonstrasi dan konsulatnya di Surabaya telah menangguhkan layanan publik pada hari Jumat.

Presiden Joko Widodo mendesak Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusannya dan menginstruksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil duta besar AS untuk meminta penjelasan.

Sementara itu, ribuan pemrotes di Kuala Lumpur, Malaysia, meneriakkan anti-AS dan membakar patung Presiden Donald Trump, Jumat (8/12).

Para pemimpin partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan sayap kanan Pan-Malaysian Islamic Party (PAS) memimpin demonstrasi tersebut.

Protes juga diperkirakan terjadi di Asia Selatan. Partai Islam besar Pakistan Jamaat-e-Islami telah mengumumkan demonstrasi di semua kota besar setelah salat Jumat.

Presiden Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem di tahun-tahun mendatang.

Protes telah pecah di Tepi Barat dan jalur Gaza karena kelompok Islam Hamas mendesak warga Palestina untuk melancarkan pemberontakan baru melawan Israel.

Status Yerusalem adalah salah satu penghalang paling berdarah bagi perdamaian Israel-Palestina yang abadi. Wilayah timur Yerusalem dicaplok Israel dalam perang tahun 1967 dalam sebuah langkah yang tidak diakui internasional. Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka. (ar)

Share :