Kapal Selam Nuklir China Dioperasikan Komputer Canggih

Share :

ragamlampung.com — Militer China memperbarui sistem komputer di kapal selam nuklir dengan kecerdasan buatan. Sistem tersebut ditingkatkan kemampuan berpikir potensialnya.

Dengan menirukan cara kerja otak manusia, sistem bisa mengolah sejumlah besar data. Di kapal selam nuklir, data bisa berasal dari jaringan pengamatan cepat-cepat oleh angkatan laut China, sensor kapal selam atau interaksi sehari-hari dengan kru.

Hal itu dikatakan seorang ilmuwan senior yang terlibat dalam program tersebut, dilansir dari South China Morning Post, Senin (5/2/2018).

Sebuah kapal selam direncanakan dengan kekuatan otak buatan (AI-augmented) tidak hanya akan memberi dampak angkatan laut lebih besar dalam pertempuran di bawah lautan dunia. Tapi, mendorong penerapan teknologi ke tingkat yang baru.

“Meskipun sebuah kapal selam memiliki kekuatan penghancuran yang sangat besar, sebenarnya otaknya sangat kecil,” kata periset tersebut.

Kapal selam nuklir bergantung pada keterampilan, pengalaman, dan efisiensi awak kapal untuk beroperasi efektif, tuntutan perang modern dapat mengenalkan variabel yang bahkan menyebabkan operasi berjalan mulus pun terjadi.

Misalnya, jika 100 sampai 300 orang kru terpaksa tinggal bersama di dalam tabung mereka dalam air yang dalam dan gelap selama berbulan-bulan, tingkat stres yang meningkat dapat mempengaruhi kekuatan pembuat keputusan komandan, bahkan menyebabkan penilaian yang buruk.

Sistem pendukung keputusan AI dengan “pemikirannya sendiri” akan mengurangi beban kerja dan beban mental para komandan, menurut peneliti.

Kapal selam nuklir pertama muncul pada awal 1950-an, diproduksi oleh AS, mereka memiliki peringkat di antara mesin perang paling canggih. Diperlukan waktu selama dua dekade untuk sub nuklir untuk maju dari sebuah gagasan mengenai cetak biru ke produk jadi.

Sekarang, melalui teknologi AI, jaringan saraf konvolutional mendasari apa yang disebut pembelajaran mesin. Struktur ini mendasari sistem pendukung keputusan yang dapat memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan mengembangkan strategi baru tanpa campur tangan manusia.

AI dapat mendukung perwira komandan dengan menilai lingkungan medan perang, memberikan wawasan kadar garam di laut, dan suhu air dapat mempengaruhi keakuratan sistem sonar.

Juga bisa mengenali dan memberi tanda ancaman dari musuh lebih cepat dan lebih akurat daripada operator manusia.

Bantuan AI juga dapat membantu perwira komandan memperkirakan risiko dan manfaat manuver tempur tertentu. Bahkan bisa menyarankan tindakan yang tidak dipertimbangkan oleh kapten kapal. (ar)

 

Share :