ragamlampung.com – Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (DP2K) Tulang Bawang Barat, berupaya meminimalisir penggunaan bahan kimia. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengembangkan budidaya padi organik.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tubaba Syamsul Komar mengatakan, petani menghadapi harga pupuk yang mahal dan kerap terjadi kelangkaan. “Untuk itu, salah satu langkah kita mengembangkan padi organik. Selain ekonomis, padi organik baik dan sehat, sebab dalam pengelolaannya tidak menggunakan bahan kimia,” ujarnya, Minggu (24/06/2016).
Bukan hanya tanaman tapi obat-obatan hingga pupuknya menggunakan organik. Semuanya bebas dari bahan kimia. Karena pupuknya menggunakan bahan organik, tentu makin meningkatkan kemandirian para petani. Secara tak langsung petani akan terbiasa dan bisa membuat atau menciptakan pupuk sendiri,
Jika budidaya padi organik sudah makin meluas di kabupaten ini, dapat meminimalisir penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia, juga menjadi salah satu produk unggulan Tuba Barat. “Saat ini kita fokus pengembangan padi organik ini, tapi bukan berarti budidaya padi nonorganik tidak diperhatikan. Sebab, upaya pengembangan padi organik dilakukan bertahap,” terangnya.
Budidaya padi organik saat ini memang baru dikembangkan di Kecamatan Tumijajar dengan luas lahan sekitar 100 hektare. Banyak hal yang harus dilakukan untuk mengembangkan padi organik. “Kita masih harus memberikan pandangan dan menyadarkan masyarakat bahwa padi organik itu sehat,” jelasnya.
Pihaknya terus berusaha meningkatkan SDM petani mengelola budidaya padi organik, melalui pelatihan umum atau melalui petugas-petugas PPL yang selalu berhadapan langsung dengan para petani. “Kita berharap keinginan masyarakat mengembangkan padi organik dapat meningkat, dan dinas terkait tentunya akan selalu mendampingi mereka,” katanya. (tedi)
Leave a Reply