Gisting, Tempat Menikmati Desa Perbatasan Belanda dan Jerman

objek wisata gisting tanggamus (foto wisatadamgistingbawah.blogspot.com)
Share :
objek wisata gisting tanggamus (foto wisatadamgistingbawah.blogspot.com)
objek wisata gisting tanggamus (foto wisatadamgistingbawah.blogspot.com)

ragamlampung.com — Objek wisata di Gisting, Tanggamus, Provinsi Lampung sudah dikenal wistawan
domestik maupun mancanegara. Tempat itu termasuk kota kecil, terletak 47 kilometer dari barat Kota
Pringsewu dan masuk wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus.

Udara di Gisting termasuk sejak, berada di ketinggian berkisar 700 Mdpl, dengan suhu harian berkisar
18-28 derajat celsius.

Nama Gisting konon diambil dari nama sebuah kota kecil/desa di perbatasan Belanda dan Jerman.
Sebagian nama tuan pemilik kebun masih melekat sebagai nama tempat di Gisting saat ini seperti blok
Grim, Dusun Bruikmeyer, dan Desa Landsbouw (kantor konsultan perkebunan), Khloer, Pak De Youngg,
dan lain-lain.

Penduduk pertama Gisting masa itu adalah orang Belanda para tuan perkebunan beserta keluarganya
dan pekerja mereka yang sebagian terbesar berasal dari pulau Jawa. Pada 1942, pemerintah Hindia
Belanda bertekuk lutut menyerah tanpa syarat kepada balatentara Jepang di bawah pimpinan Jenderal
Imamura.

Semua tuan kebun kopi yang ada di Gisting ditanggkap dan ditawan, serta tidak pernah kembali ke Gisting sesudah Jepang menyerah kepada sekutu, kecuali satu keluarga keturunan Jerman yang tidak ditangkap Jepang karena Jerman merupakan sekutu Jepang.

Masyarakat Gisting didominasi suku Jawa, Lampung, serta Padang. Gisting pertama kali dibuka pada
1932 oleh sekelompok sipil Belanda yang tergabung dalan “Indo Eerropeesche Vereniging” atau
“Perkumpulan Orang-orang Indonesia/Keturunan Eropa”. Mereka mendapat izin/konsesi tanah dari
pemerintahan Hindia Belanda dan mungkin juga kredit bank untuk membuka perkebunan kopi di Gisting
ini.

Alam yang hijau segar, pemandangan Gunung Tanggamus di waktu pagi yang menawan. Hotel-hotel
“Gisting Hotel, VIP Hotel, Hotel 21, Hotel Hosana” yang cukup representatif dengan kolam renang
standar bagi perenang. Lapangan futsal di mana-mana. Tempat santap sederhana yang nyaman di
sepanjang jalan yang siap melayani wisatawan dari jam 07.00-24.00 WIB.

Setiap malam minggu akhir bulan, wisatawan bisa menyanyi dan menikmati lagu-lagu keroncong
bersama Komunitas Keroncong Gisting. Bagi yang ingin menyaksikan Reog Ponorogo dan Kuda Kepang,
bisa memesan pertunjukan ini sebelumnya.

Sementara, bagi yang hobi memancing, tersedia kolam-kolam pemancingan di sekitar hotel. Bagi anak-
anak, tersedia tempat rekreasi dan hiburan air, kolam bola, perahu karet, cycling boat, dan lain-lain.

Tidak hanya itu, sekitar 300 meter dari hotel di Gisting, terndapat danau buatan Water Van De Berg
Dam yang dibuat kolonial Belanda. Di sini, ada kolam renang “Butterfly” yang akan memanjakan
pengunjung dengan sejuknya air langsung dari pegunungan.

Gisting adalah sentra utama sayur-sayuran, baik didistribusikan dalam kabupaten, antarkabupaten, juga
di pasok ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta. Hasil produksi sayuran meliputi, bawang merah, cabai besar,
cabai rawit, kentang, kubis, sawi, petsai, wortel, bawang daun, caisim, kol, jagung, ubi jalar, dan masih
banyak lainnya.

Pasar sayuran Gisting merupakan pasar sayur terbesar di wilayah provinsi. Komoditas sayuran tersebut merupakan komoditas andalan dan menjadi salah satu ikon kota tersebut. (ar)

Share :