ragamlampung.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi pada 1 September 2016, terjadi gerhana matahari cincin, dengan alur melewati Samudera Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia.
Dalam situs resmi BMKG, Selasa (30/8/2016), disebutkan, fenomena ini dapat diamati pada sore hari menjelang matahari terbenam.
Kejadian itu juga dapat terpantau di wilayah Lampung, Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat.
Waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Secara umum, kontak pertama gerhana matahari cincin di Pacitan yang terjadi pada pukul 17:26:00,9 WIB, selanjutnya menyebar ke daerah lainnya.
Mengingat terjadi saat sore hari di Indonesia, semua lokasi di Pulau Jawa dan Kalianda, Lampung Selatan hanya terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian mataharinya terbenam.
Puncak gerhana pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pukul 17:52:18,5 WIB untuk selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera.
Setelah puncak gerhana ini, matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan Bengkulu.
Proses gerhana berakhir ketika kontak terakhir terjadi. Hal ini akan teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan pada pukul 17:59:36,0 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu pada pukul 18:06:58,2 WIB.
BMKG mencatat wilayah yang menyaksikan durasi gerhana cincin ini terlama di Indonesia yaitu Kota Manna, Bengkulu. Gerhana cincin di kota ini terjadi selama 34 menit 3 0,1 detik. (ar)
Leave a Reply