ragamlampung.com — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memangkas belanja instansi sebesar Rp291,59 miliar dari pagu sebesar Rp7,31 triliun, menjadi Rp7,02 triliun di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan anggaran yang dipangkas adalah belanja bagi proyek-proyek yang bersifat multiyears. Sayangnya, aksi pemotongan belanja ini ikut mengorbankan belanja strategis.
Jonan mencontohkan proyek-proyek multiyears yang dipangkas, diantaranya proyek Jaringan Gas bagi rumah tanggaa (Jargas) dan pembagian konverter kit dari penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) bagi nelayan.
Jonan menyebut, pemangkasan anggaran bagi kedua pos tersebut mencapai Rp150 miliar, atau 51,44 persen dari total pemangkasan anggaran. Namun menurutnya, kegiatan ini masih bisa dibebankan pada tahun anggaran berikutnya.
“Jika kami terus kerjakan selama setahun ini, ditakutkan tak akan selesai. Dan kalau tidak selesai, penyerapan anggaran kami bisa tidak maksimal,” ujar Jonan, Kamis (20/10/2016).
Ia mengatakan, pembangunan jargas pada tahun 2017 akan dilakukan terhadap 53.700 Sambungan Rumah (SR) dari sebelumnya 69.200 SR. Proyek jargas akan dilakukan di Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur.
“Proyek jargas akan dipangkas sebanyak 15.500 SR dengan penghematan Rp100 miliar. Proyek-proyek yang kami tunda adalah jargas di bawah skala keekonomian, yaitu 10 ribu SR,” ujar Jonan.
Kementerian ESDM juga akan memotong anggaran bagi pemberian konverter kit sebesar Rp50 miliar. Implikasinya, konverter kit hanya bisa diberikan kepada 24 ribu nelayan dari rencana sebelumnya 28.400 nelayan.
Kendati memangkas dua pos penting, Jonan pun sebetulnya ingin agar proyek-proyek itu segera selesai. Namun, ia menyadari jika keuangan negara sedang tersendat.
“Kami dari Kementerian ESDM mencoba agar pemangkasan itu dipotong semaksimal mungkin agar tidak mengganggu sasaran pembangunan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja juga menyayangkan penyunatan anggaran pada tahun depan. Apalagi, anggaran terkait konverter kit.
“Soalnya, kami waktu itu pernah bertemu dengan nelayan sambil menangis dan berterima kasih karena diberi konverter kit. Sekarang ada pemotongan, apa boleh buat. Tapi ini kan multiyears, sehingga tahun depannya lagi sampai 2019 kami harapkan nelayan bisa mendapatkannya,” ujar Wiratmaja. (ar)
Leave a Reply