Apakah Terompah Buya Syafii Sering Terlihat di Pintu Istana?

Share :

buta-syafii-maarif
ragamlampung.com — Polemik dugaan penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) berujung perdebatan panjang antara pro dan kontra.

Beberapa waktu lalu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif atau dikenal Buya Syafii diundang berdiskusi dalam sebuah tayangan di sebuah stasiun televisi. Pendapat-pendapatnya yang tajam dan membela Ahok mendapat serangan bertubi-tubi di media sosial.

Bola kini bergulir, serangan karena perbedaan pendapat Buya Syafii itu diciptakan hingga terhadap karakternya.

Politikus muda Golkar Indra J Piliang melalui akun Twitternya yang dihimpun Jumat (11/11/2016), memberikan penilaian tersendiri terhadap sikap dan karakter Buya Syafii dalam mempertahankan kebenaran pendapatnya.

Berikut cuitan Indra:

“Sedih sy melihat Buya Sjafii Maarif diberlakukan spt ini. Beliau setahu sy org yg tidak gila kuasa. Ditawari macam2, beliau tak mau,”

“Keberpihakan Buya SM thd pluralisme adlh bagian dari sejarah hidupnya. Ia sejak kecil tinggal dgn ibunya, hidup bersama eteknya”.

“Sampai Buya Sjafii Maarif jd tokoh nasional, kampungnya pun blm dialiri listrik. Hampir sama dg kampung masa kecil sy, listrik ada thn 2002”.

“Buya Sjafii Maarif terlambat masuk bangku kuliah, terlambat jd Sarjana Muda, dll, krn membanting tulang sbg anak rantau. Ia mekanik jg”.

“Riwayat hidup Buya Sjafii Maarif tdk dibentuk lewat perkoncoan, percaloan, aplg perbualan politik. Ia andalkan delapan kerat tulangnya”.

“Buya Sjafii Maarif tdk menghamba kpd konglomerat manapun. Ia lbh senang hidup sbg seorg guru, seorg pendidik, seorg pecinta ilmu”.

“Apa stlh jd Ketum PP Muhammadiyah, Buya Sjafii Maarif lantas pindah jd warga DKI Jkt? Apa terompahnya sering terlihat di pintu Istana?”. (pojoksatu/ar)

Share :