ragamlampung.com — Pembangunan pembangkit listrik PLTG Mobile/Mobile Power Plant (MPP) sebesar 500 Megawatt (MW), bagian dari program 35.000 MW, mendapat pendanaan dari lembaga keuangan Kanada Export Development Canada (EDC) dan Hungarian Export-Import Bank (HEXIM).
Dua negara itu memberikan pinjaman senilai 435 juta dolar AS atau setara Rp 5,65 triliun (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS).
Pembangunan MPP tersebar di Lampung (4×25 MW), Riau (3×25 MW), Bangka (2×25 MW), Belitung (25 MW), Pontianak (4×25 MW), Ampenan (2×25 MW), Paya Pasir (3×25 MW), dan Nias 25 MW.
Direktur Keuangan PT PLN (Persero) Sarwono mengatakan, pendanaan proyek MPP 500 MW ini menggunakan skema Export Credit Agency (ECA) tanpa jaminan Pemerintah Indonesia, dengan tingkat suku bunga kompetitif dan fixed sehingga meminimalisasi risiko fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman yang sangat volatile.
“Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang dengan masa repayment selama 12 tahun,” kata Sarwono dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/12/2016).
Sarwono mengatakan, pendanaan ini bukti komitmen PLN menyelesaikan tugasnya menyediakan listrik bagi masyarakat yang saat ini masih mengalami kekurangan pasokan.
MPP 500 MW tersebut mulai pembangunan hingga pengoperasiannya dikelola oleh anak perusahaan PLN yaitu PLN Batam. Pemilihan lokasi-lokasi tersebut didasarkan kondisi kekurangan pasokan listrik dan membutuhkan tambahan pasokan listrik karena tingginya pertumbuhan listrik di daerah tersebut. (ar)
Leave a Reply