Relevansi Dengkul Kopong dan Masturbasi

dengkul dan mastubasi-ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Kaum pria terutama remaja dan mendekati usia kedewasaan, biasanya tidak asing dengan sebutan dengkul atau lutut kopong. Istilah ini lebih banyak untuk joke atau mengidentikan seseorang yang berenergi lemas karena terlalu banyak onani.

“Ini jadinya kalau banyak onani, dengkul jadi kopong, badan jadi lemes,” demikian seloroh di kalangan pria.

Apakah benar seloroh seperti itu? Dengkul kopong berhubungan dengan intensitas onani?

Mitos ini pernah dijawab lewat penelitian ilmiah. Menurut dr. Lili Dwiyani, anggapan bahwa masturbasi menyebabkan kebutaan, menimbulkan kegilaan, menjadi pemicu jerawat, tumbuhnya rambut pada telapak tangan, hingga lutut keropos tidaklah benar.

“Mengenai keluhan pada lutut, itu dapat disebabkan oleh cedera, pendarahan pada sendi, infeksi, atau penyakit tertentu, seperti penyakit asam urat, osteoartritis, tendonitis, dan sebagainya,” kata dr. Lili.

dr. Lili, Tiara Rahmawati juga beranggapan sama. Intensitas onani dan dengkul kopong tidak benar. Dengkul kopong dalam dunia medis cenderung mengacu pada pengeroposan tulang. Tak ada sangkut pautnya dengan intensitas onani.

Lutut mana pun, jika diketok-ketok, pasti akan berbunyi. Nyaring atau tidaknya bukanlah gara-gara intensitas onani, tapi bisa jadi pengeroposan tulang. Tulang keropos biasanya terjadi secara alami pada usia tua karena menurunnya laju pembentukan tulang.

Berarti, kalau Anda masih muda dan jarang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalsium, bukan berarti bisa santai-santai untuk menghadapi penyakit tulang seperti osteoporosis. Osteoporosis pun dapat diidap mereka yang masih muda.

Penyakit ini merupakan sebuah keadaan di mana massa (berat) tulang merendah dan jaringan di dalam tulang terjadi kerusakan. Makin nyaring lutut diketok, makin besar pula kemungkinan tulang mengalami pengeroposan. (ar)

Share :