ragamlampung.com — Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan, pasca-penangkapan tujuh orang terduga teroris di Bintara, Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, potensi teror akan terus menghantui Indonesia.
Aksi teror akan meningkat jelang perayaan Natal dan pergantian tahun 2017 nanti.
“Potensi teror ada di wilawah Sumatera terutama di Lampung. Saat ini Lampung menjadi tempat berlabuh beberapa kelompok radikal di Indonesia. Banyak kelompok yang kecewa dan kini menutuskan bergabung di Jaringan Lampung,” kata Ken Setiawan, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Ia mengatakan, saat ini jaringan Lampung ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Dalam aksinya jaringan Lampung ini memang tidak mau frontal menyatakan anti-pemerintah. Tapi pada dasarnya antidemokrasi dan anti-Pancasila.
Aksinya yang terkini ada yang terkordinir dan ada yang melakukan acak sehingga sulit dimonitor perkembangannya.
“Momen Natal dan Tahun Baru kerap dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk melakukan ‘konser’,” katanya.
Menurut Ken, ideologi radikal memang tidak akan pernah mati dan akan dimanfaatkan kelompok radikal untuk merekrut dan mencuci otak para jamaahnya untuk bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar masyarakat biasa.
Pemicunya adalah kekecewaan terhadap kondisi saat ini yang menurut mereka tidak sesuai dengan konsep hukum Allah, akibatnya tidak pernah ada keadilan, kesejahteraan.
“Apalagi Indonesia tidak berkonsep dengan hukum Tuhan, sehingga mereka ingin mengganti dasar hukum Pancasila menjadi Hukum Islam sesuai yang mereka inginkan,” katanya, seperti dilansir harianterbit.
Untuk mencegah semakin menyebarnya jaringan Lampung maka cara yang adalah pembentengan faham radikalisme kepada para generasi muda dengan seminar dan sarasehan ke masyarakat luas melalui sekolah, kampus. instansi dan organisasi kemasyarakat serta komunitas berbasis pemuda.
“Yang terpenting adalah kewaspadaan, tapi jangan sampai phobia,” katanya. (ar)
Leave a Reply