ragamlampung.com — Sejumlah petani di Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat, mulai memasuki musim panen. Namun, dari sekitar 768 hektare sawah, seperti di Tiyuh (Desa) Margodadi, petani hanya bisa mendapatkan panen 60 persen, akibat serangan hama potong leher dan blast. Penyebab kegagalan itu juga karena bibit padi.
Suratin, petani setempat, mengatakan, Kamis (9/3/2017), bibit padi lokal lebih tahan terhadap penyakit dan hama. Sementara, bibit bantuan dari Dinas Pertanian hanya mendapatkan panen 20 sampai 30 persen.
Ia mengatakan, sejak awal petani harus menghadapi serangan hama tikus, tapi bisa diatasi dengan grobyokan. Selanjutnya, saat padi mulai berbuah muncul lagi hama potong leher dan blast yang membuat petani kewalahan bahkan ada yang gagal panen.
Petani juga menghadapi masalah dari bibit bantuan Dinas Pertanian Tubaba yakni Bibit Ciliwung dan Cikirang. Petani setempat biasanya menggunakan bibit padi Mapan, Melati, Likongga, dan Sulaiman.
“Kalau bibit bantuan Dinas Pertanian jumlah tanam sekitar 100 hektare, sementara sisanya sekitar 650 hektare lebih merupakan bibit lokal,” katanya.
Ketua Gapoktan Tiyuh Margodadi membenarkan masalah yang dihadapi petani tersebut. Bibit bantuan Dinas Pertanian saat diberikan tidak memaksa.
“Meski bibit bantuan gagal panen, kita tak kecewa karena Dinas Pertanian tidak memaksa bibit tersebut ditanam. Kita tetap berharap Dinas Pertanian memberikan bantuan bibit unggul sehingga petani memperoleh hasil panen memadai,” katanya. (ar)
Leave a Reply