ragamlampung.com – Aksi simpatik 55 hari Sabtu (05/05/2017) yang dihadiri tokoh-tokoh nasional habib, kiyai, ustadz, tokoh masyarakat dari berbagai macam elemen, merupakan bentuk kesabaran dan akhlakul karimah yang tinggi dari umat Islam dalam menyampaikan pendapat, meskipun ulama aktivis dalam menuntut keadilan hukum terhadap penista agama (Ahok) sering menjadi sasaran fitnah dengan ditangkap dan dikriminalisasi. Tapi umat tetap saja bersikap santun tertib damai dalam aksinya.
Sejarah mencatat aksi-aksi umat Islam Indonesia yang dimotori GNPF-MUI merupakan aksi terdamai di Dunia dengan jumlah massa terbesar dalam sejarah umat manusia, termasuk hari ini tidak kurang 3-4 juta umat berkumpul dalam satu tempat dengan damai tertib dengan penuh ukhuwwah.
“Saya sangat yakin ini bagian dari skenario Allah, untuk membuka mata hati umat Islam Indonesia bahwa sekarang umat sedang terancam aqidahnya. Tidak hanya itu, NKRI juga akan terancam dari perpecahan. Maka Allah SWT memberi sinyal kode awal. Hai umat Islam hai rakyat Indonesia yang cinta NKRI bangun dari tidur panjang anda. Dalam tubuh umat sudah banyak munafiqun, dalam rakyat indonesia sudah banyak pengkhianat bangsa yang ingin merusak NKRI,” ungkap ketua GNPF MUI.
Bukhori mengatakan bahwa Allah ingatkan dengan Kasus Ahok ini sehingga sekarang semakin terbuka lebar semakin terang benderang; mana ulama su’ mana kiyai fulus, ust munafiq, dan mana ulama Robbani, kiyai yang mukhlish, ustadz yang betul-betul berdakwah karena Allah swt.
Ditambahkannya, sekarang ketahuan mana aparat betul-betul cinta NKRI mana aparat yang ingin jual NKRI dan berkhidmad untuk pemodal. Allah swt perlihatkan siapa rezim berkuasa dan antek-anteknya. Maka umat harus tetap istiqomah dalam berjuang menuntut keadilan dengan cara-cara yang santun dan damai.
“Oleh karena itu nasehat saya kepada Pak Hakim; yaitu Jadilah anda hakim yang adil di dunia. Karena nanti di akhirat anda akan diminta pertanggunganjawab oleh Allah SWT. Kemudian letakan Hukum di atas semua golongan dan kepentingan.
Jangan gadaikan masa depan anak cucu bangsa hanya karena jabatan dan uang,” ungkapnya..
Selanjutnya, hakim agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Ingat harta jabatan tidak dapat dibawa mati. Dan kematian selalu mengintai. Sejarah akan bicara apa yang anda perbuat. Baik atau buruk, adil atau tidak akan jadi lembaran sejarah anak keturunan anda.
Siapapun anda, tidak ada apa apanya di mata Allah. Mungkin skrg hari ini, anda kaya, menjabat, anda sukses pangkat dgn bintang dipundak, besok siapa tahu anda sudah dipakaiin kain kapan. Maka jangan sombong dengan apa yg anda miliki,”paparnya.(tedi)
Leave a Reply