Oposisi : Rusuh Unjuk Rasa Kenaikan BBM di Prancis Dikoordinir Lewat Media Sosial

Share :

ragamlampung.com – Para pemimpin oposisi pemerintah Prancis  menyebut unjuk rasa terkait kenaikan harga BBM  yang berakhir ricuh dikoordinasikan melalui media sosial. Gerakan tersebut diklaim mendapat dukungan secara luas dari warga Prancis.

“Ketika sebuah gerakan mendapat dukungan tiga perempat dari orang Prancis, anda memberi mereka jawaban, Anda tidak hanya menganggap mereka sebagai sekelompok preman,” kata pemimpin Partai Sosialis, Olivier Faure, kepada surat kabar Le Parisien seperti dilansir AFP, Senin (26/11/2018).
Pemimpin Partai Republik di Prancis, Guillaume Peltier, menganggap unjuk rasa tersebut tidak bisa disamakan dengan tindakan kekerasan.
“Terlalu mudah untuk menstigmatisasi ‘rompi kuning’ … dan menyamakan gerakan mereka dengan beberapa tindakan yang tidak dapat diterima,” ujar Peltier.

Terpisah, politikus Prancis, Marine Le Pen juga menyuarakan dukungan penuh untuk para demonstran. Menurut Marine, kerusuhan akibat unjuk rasa terseut merupakan gambaran atas keluhan rakyat kecil Prancis.

“Pemeran kecil hanya bekerja untuk dirinya sendiri,” terang Marine.

Sebelumnya, unjuk rasa terkait kenaikan harga BMM di Prancis berakhir ricuh. Sedikitnya 130 orang ditangkap.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan tak ada tempat bagi yang melakukan kekerasan di negaranya. Macron juga berterima kasih kepada polisi yang telah bertugas.

“Tak ada tempat bagi kekerasan di Republik (Pancis). Terima kasih kepada penegak hukum untuk keberanian dan profesionalismenya,” kata Macron lewat akun Twitter @EmmanuelMacron, Minggu (25/11/2018).(int)

Share :