ragamlampung.com – Tepat tanggal 18 Maret 2025 Provinsi Lampung memasuki usia ke-61 tahun. Berdirinya Provinsi di gerbang pulau Sumatera ini tentu tak lepas dari perjuangan para penggagas Provinsi Lampung diantaranya adalah Gubernur Lampung kedua yakni H. Zainal Abidin Pagaralam.
Sosok Zainal Abidin Pagaralam lahir 29 Februari 1916 dan wafat pada 6 September 1989 merupakan salah satu tokoh Provinsi Lampung yang telah menorehkan catatan emas sebagai salah satu peletak dasar – dasar pemerintahan dan pembangunan bagi Provinsi Lampung, sekaligus salah seorang yang menggagas berdirinya Provinsi Lampung pada tahun 1964.
Zainal Abidin Pagaralam diangkat menjadi Gubernur Lampung periode 1966-1973 menggantikan Kusno Danupoyo sebelum digantikan oleh R. Sutiyoso.
Sebelum menjabat sebagai gubernur Lampung, Zainal Abidin Pagaralam pernah memegang berbagai jabatan di pemerintahan antara lain sebagai Bupati Lampung Utara (1950), Bupati Lampung Selatan (1954), Bupati Belitung (1955–1957), Wali kota Tanjung Karang / Teluk Betung (sekarang Bandar Lampung) dan juga sebagai Residen Keresidenan daerah Lampung (Residentie der Lapongohe Districten) yang pada waktu itu masih menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Selatan.
Perjalanan hidup Zainal Abidin Pagaralam melalui masa penjajahan Belanda, Jepang, Agresi Militer I dan II, Orde Lama, dan ikut meletakkan dasar-dasar pembangunan Provinsi Lampung.
Pada masa penjajahan, ia aktif dan ikut berjuang pada masa Agresi Militer I dan II. Setelah lulus Mosvia (Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Bestuur Ambtenaren), Sekolah Pamong Praja di Bandung 1941, ia bertekad membangun tanah kelahirannya yakni Lampung.
Sebagai putra daerah, Zainal memimpikan daerahnya maju seperti daerah lain yang sudah maju. Tak heran, pada masa berbakti sebagai gubernur, beberapa terobosan programnya sangat monumental. Di bidang infrastruktur, ia merintis dan memperbaiki jalan tembus antar kabupaten. Juga sarana pendidikan tingkat dasar hingga pendirian Universitas Lampung.
Zainal Abidin Pagaralam membangun beberapa puskesmas dan merehabilitasi Rumah Sakit Abdul Moeloek. Dia juga membangun kantor perwakilan Lampung di Jakarta, kantor wali kota Bandar Lampung, dan kantor gubernur Lampung di lokasi saat ini. Bahkan, Kawasan Pahoman yang saat ini menjadi wilayah yang tertata baik adalah ide pengembangan “kota baru” yang digagas Zainal Abidin Pagaralam.
Di masa kepemimpinannya pula Pelabuhan Bakauheni digagas. Dia sampai berjalan kaki untuk menjajaki kemungkinan dibuat jalan lintas Sumatera dari Kalianda hingga Bakauheni. Dalam bidang perhubungan, Zainal memang mengukir dengan tinta emas. Selain membangun infrastruktur jalan dan pelabuhan, ia juga mengembangkan pembangunan Bandara Raden Inten II di Branti.
Sebagai pribadi, salah satu keturunan Kemis Toean Radja Pagaralam ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan humanis. Untuk urusan dinas, ia amat disiplin. Namun, di luar urusan dinas, ia sangat peramah dan dekat dengan warga. Bahkan sosok yang sederhana dan tidak sombong. la suka berjalan kaki selepas subuh dan tidak canggung minum kopi bersama teman di warung kaki lima.
Perjalanan hidup dan dedikasi Zainal Abidin Pagaralam untuk Provinsi Lampung memang luar biasa. Maka, nilai-nilai keteladanan kinerjanya patut diikuti generasi penerus pembangunan Lampung. Zainal Abidin begitu menginspirasi dengan visi dan perjuangannya membangun provinsi ini, dan sepatutnya kita teruskan untuk kemajuan Sai Bumi Ruwa Jurai. Dirgahayu Provinsi Lampung Ke-61, 18 Maret 2025. (rilis)
Leave a Reply