ragamlampung.com — Angkutan kota (angkot) di Bandarlampung mogok tidak mengangkut penumpang, Selasa (19/9/2017), untuk memprotes keberadaan angkutan berbasis daring. Akibatnya, penumpang sejak pukul 10.00 WIB terlantar, dan terpaksa menggunakan ojek online.
Aksi mogok sopir angkot yang tergabung dalam Persatuan Pemilik dan Pengemudi Angkot Bandarlampung (P3ABL), dimulai di halaman kantor gubenur, di Jalan Wolter Monginsidi. Kemudian berangkat menuju kantor Wali Kota Bandarlampung yang berjarak sekitar 2 km.
Aksi mogok juga diikuti taksi konvensional. Beberapa unit taksi ikut konvoi dan sopirnya berbaur bersama sopir angkot.
Penumpang semula tidak tahu jika ada aksi mogok, mereka mencoba memberhentikan angkot yang lewat, tapi tak ada satu pun yang berhenti. Tempat mangkal angkot juga sepi, seperti di Pasar Tengah, Pasar Bawah, Ramayana, RSUD Abdul Moeloek, Bandarlampung.
“Beberapa angkutan kota dari dua jurusan berbeda yang melintas di Jalan Sultan Agung tidak mau berhenti waktu saya setop. Saya gak bisa ke Pasar Pasirgintung hari ini,” kata Iwan, warga Labuhanratu Raya, seperti dikutip dari Antaranews.
Penumpang akhirnya menggunakan jasa ojek tapi mereka harus menambah ongkosnya menjadi Rp15 ribu sekali jalan. Padahal, jika naik angkot sekali jalan hanya Rp4.000.
“Saya terpaksa naik ojek. Biasanya naik angkot hanya Rp4.000, tapi sekarang bayar Rp15 ribu,” kata Sunanto. (ar)
Leave a Reply