ragamlampung.com — Sejumlah petani singkong di Kabupaten Lampung Utara, mendatangi kantor DPRD setempat, Senin (19/9/2016), mengadukan harga singkong yang anjlok drastis hingga Rp670/kg.
Petani itu mengkhawatirkan masa depan mereka jika harga terus anjlok. Dengan harga yang berlaku seperti sekarang ini saja, kerugian yang mereka derita cukup besar, di antaranya sudah merugi.
“Kalau begini terus, bagaimana masa depan kami,” kata Muzambih (51), salah satu petani saat berdialog dengan Ketua DPRD Lampung Utara, Rachmat Hartono, dan sejumlah anggota DPRD lainnya.
Ia menuturkan, sejak penurunan harga itu petani merugi, karena tidak sanggup menyeimbangkan biaya operasional dengan penghasilan.
“Jka sebelumnya, meski harga singkong hanya Rp1.250/kg, tapi biaya operasional tidak begitu tinggi. Sehingga, petani masih dapat keuntungan saat panen,” katanya.
Biaya yang diperlukan untuk pengolahan satu hektare lahan menelan Rp12 juta, belum lagi pemotongan penyusutan oleh pabrik mencapai 25 persen, karena harus antre lama saat penjualan singkong.
Firdaus (52), petani lainnya menambahkan, pemotongan oleh pabrik makin memberatkan petani. ”Kami minta DPRD menindaklanjuti aspirasi kami ini, memanggil pihak pabrik agar pemotongan tidak berubah-ubah,” ujarnya.
Ketua DPRD Lampung Utara Rachmat Hartono berjanji menindak lanjuti keluhan petani itu dengan memanggil Diskoperindag dan pihak perusahaan untuk mengetahui penyebab turunnya harga.
”Dan jika ini kebijakan nasional, kita akan buatkan surat kepada Gubernur Lampung agar ditindaklanjuti ke pemerintah pusat,” katanya. (ar)
Leave a Reply