ragamlampung.com – Ekonom senior DR. Rizal Ramli menyebut program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih jauh dari amanat konstitusi yang tertera dalam Pasal 33 UUD 45.
Mantan Menko Perekonomian ini menyampaikan selama tiga tahun terakhir, ekonomi yang dijalankan memang masih jauh dari harapan. Karenan pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stagnan di angka 5 persen, tidak naik hingga 7 persen seperti target awal.
“Tujuan konstitusi kita apa. Kan tiga, mencerdaskan bangsa, yang kedua meningkatkan kemakmuran, menjaga supaya negara kita tidak menjadi antek Amerika atau antek China. Melindungi warga negara,” jelasnya konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8).
Rizal Ramli masih menaruh harapan kepada Jokowi-Ma’ruf. Dia berharap pasangan tersebut nantinya mampu merubah cara pandang kebijakan ekonomi untuk lepas dari jeratan liberalisme yang dapat membawa kehancuran.
“Pak Jokowi, walaupun selama ini mohon maaf, tidak berhasil, malah berakibat ekonomi Indonesia mandeg, malah membuat resiko makro ekonominya tinggi, tapi siapa tahu ada ide baru, pemikiran baru, mau ninggalin ini (neolib), mau punya program untuk memulihkan. Kita senang, kita dukung program yang bagus,” tutupnya.
Rizal Ramli berpesan kepada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk betul-betul mengkaji program ekonomi yang akan diserahkan kepada KPU sebagai bagian dari visi misi kampanye.
Rizal Ramli dan tim berencana untuk mengulas visi misi tersebut untuk mengetahui program yang bakal membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Calon mana yang betul-betul bersungguh-sungguh mau meninggalkan garis neoliberalisme yang selama ini membawa kehancuran,” kata Rizal Ramli.(askur)
Leave a Reply