ragamlampung.com – Korban tewas akibat tsunami di perairan Selat Sunda, pada Sabtu (22/12/2018) sebanyak 29 orang dan 379 luka-luka. Jumlah ini kemungkinan bertambah sejalan dengan proses evakuasi yang dilakukan pagi ini (23/12/12).
Data sementara yang diterima korban tewas di Kabupaten Pandeglang 23 orang meninggal dan 288 mengalami luka-luka. Sementara di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan enam orang tewas, 91 luka-luka.
Bupati Pandeglang Irna Narulita membenarkan hal tersebut.
“Yang ditemukan sebanyak 23 orang meninggal, 288 terdata luka-luka. Ini informasi awal. Tim BPBD sudah bergerak. Sementara kami terus melakukan evakuasi terhadap korban di lokasi. Doakan semua lancar,” sebut Irna lewat pesan singkatnya, Minggu (23/12/2018) dikutip dari Fajar Indonesia Network
Sementara itu Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengatakan, kondisi hujan lebat menjadi kendala evakuasi korban di lapangan.
“Saya sudah berikan instruksi pada polsek untuk bekerja sama Muspika, seluruh camat, puskesmas untuk bergeser ke kecamatan yang butuh bantuan,” singkatnya.
BMKG memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti.
“Energi tremor harmonik terus bergetar. Dan ini terjadi sejak Juni 2018. Kami belum bisa memastikan apakah kejadian malam ini diakibatkan adanya tebing longsor di Gunung Anak Krakatau. Baru besok (hari ini, red) BMKG Serang dan Bandar Lampung akan turun mengecek lokasi,” terang Kepala BMKG Dwikorita Karnawi.
Gelombang tinggi lanjut dia, terjadi sejak 21-25 Desember. Dan data ini sudah disampaikan oleh BMKG sebelumnya.
“Potensi tsunami masih ada. Kami akan sampaikan kembali ketika cahaya matahari muncul. Sekali lagi tremor masih bergetar. Masyarakat kami minta tetap waspada,” paparnya.
Terpisah Staf Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Deny Mardiono mengatakan, angin bertiup lemah ke arah utara dan barat. Sedangkan, suhu udara 25-31 derajat Celsius, kelembapan udara 66-100 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Deny menjelaskan laporan aktivitas Kegempaan Tremor Harmonik terjadi sembilan kali, amplitudo 2-23 mm, durasi 100-400 detik.
“Vulkanik Dangkal 25 kali, amplitudo 3-20 mm, durasi 3-16 detik. Sementara, vulkanik dalam lima kali, amplitudo 35-57 mm, S-P 1-2 detik, durasi 17-30 detik,” terangnya. (fin/dr)
Leave a Reply