ragamlampung.com – Proyek reklamasi Teluk Jakarta, DKI Jakarta, telah membawa dampak negatif terhadap masyarakat Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung. Pasir yang dijadikan bahan untuk menimbun pantai itu diambil dari daerah perbukitan.
“Kabupaten Tulangbawang itu daerah perbukitan, saya dengar dan lihat langsung terjadi pengambilan pasir secara besar-besaran,” kata peneliti Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Farid Ridwanuddin, saat konferensi pers di Kantor LBH Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Farid menuturkan, ia sudah menemui warga di Kabupaten Tulangbawang yang tinggal di sekitar lokasi perbukitan yang dihancurkan dan diambil pasirnya untuk mengurug laut Teluk Jakarta.
Warga, kata dia, tahu bukit dihancurkan oleh pengembang reklamasi, tapi tidak bisa berbuat banyak. Padahal, kerusakan lingkungan yang disebabkan penghancuran perbukitan sangat besar bagi kehidupan warga setempat. Seperti ketersediaan air, penghidupan warga hingga kerusakan lingkungan.
“Saat saya tanya warga di situ, dengan tegas mereka menjawab (penghancuran bukit itu) untuk kebutuhan reklamasi Teluk Jakarta. Jadi, semakin hari, kita makin tahu bahwa proyek ini menghancurkan lingkungan,” ujarnya.
Farid mengatakan, reklamasi Teluk Jakarta telah nyata menghancurkan laut dan menghancurkan daratan. Ia berharap pemerintah berpihak pada kepentingan rakyat dalam jangka panjang, bukan kepentingan sempit.
“Kita tidak menemukan hal positif untuk kehidupan masyarakat, kecuali keuntungan pengembang. Justru sisi keburukan yang dilahirkan dari reklamasi,” katanya. (ar)