ragamlampung.com — Minah (49), menderita penyakit koreng di bagian bahu dan punggung sebelah kiri serta kepalanya sejak setahun lalu. Bagian tubuh itu sudah mulai membusuk karena tak diobati secara layak. Minah kini hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Warga RK 4, Tiyuh Gading Kencana, Kecamatan Tuba Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat ini, hanya ditemani suaminya, Cik Raden (52). Di rumah pun ia terbaring di tempat tidur amben yang hanya beralaskan sehelai tikar.
Pasangan suami istri ini tinggal berdua sejak dua puluh tahun lalu karena tak memiliki anak. Mereka hidup serba kekurangan. Rumah mereka hanya geribik beralaskan tanah dengan ukuran 3×5 meter. Suami Minah berpenghasilan sekitar Rp25 ribu per hari sebagai tukang cukur rambut di Pasar Dayamurni.
“Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja tidak cukup dan ini juga banyak dibantu sanak saudara,” kata Cik Raden, Rabu (14/9/2016).
Ia menuturkan, istrinya sebenarnya mengalami sakit koreng di beberapa bagian tubuhnya sejak lima tahun lalu. “Sejak meninggalnya Jamilah, mertua saya beberapa tahun lalu, istri saya susah diajak komunikasi karena trauma dalam ditinggal meninggal mertua perempuan saya,” katanya.
Ia bersama keponakanya sudah beberapa kali berniat membawa istrinya berobat, namun selalu gagal karena istrinya selain susah diajak berbicara, juga selalu membawa senjata tajam meski hanya di rumah. “Kondisi istri saya makin memburuk sejak terbaring sekitar setahun terakhir di tempat tidur, bahkan sudah ada beberapa bagian tubuhnya bernanah,” katanya.
Sebenarnya Cik Raden bisa menyingkirkan senjata tajam yang selalu dibawa istrinya, namun ia tak bisa berbuat banyak, karena tidak memiliki anak dan biaya berobat.
“Saat ini orang yang mau cukur rambut dengan alat manual seperti yang saya gunakan sangat susah, dapat Rp25 ribu sehari sudah syukur. Bahkan, sering saya pulang tak dapat uang sama sekali karena tidak ada yang cukur rambut,” ujarnya. (ar)
Leave a Reply