ragamlampung.com – Sejumlah tukang becak memberi kuliah umum untuk pengalaman mereka saat menarik becak di depan para dosen serta mahasiswa pascasarjana.
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Airlangga mengundang para tukang becak itu agar bisa berbagi kisah mereka di dalam memaknai rezeki yang selama didapatkan oleh mereka.
Salah seorang diantaranya memberikan kuliah umum adalah Majid (82) yang sudah mempunyai 11 cucu masih menjadi tukang becak.
“Kula niki mbecak, tapi tiyang kampung ngajeni kula sedanten. Rejeki niku mboten barengan, sing penting usaha (Saya ini tukang becak, tapi orang kampung menghormati saya dan keluarga. Rezeki itu tidak datang bersamaan, yang penting berusaha),” terang Majid dihadapan para mahasiswa dan dosen, Jumat (16/9/2016).
Ia memberikan pesan untuk umat Islam agar bisa mensucikan dirinya dengan cara berwudu sebelum menunaikan pekerjaan apapun itu, karena itu menjadi bagian dari ibadah juga.
Direktur MM UNAIR, Gancar Candra Premananto menjelaskan bahwa acara tersebut adalah rangkaian kegiatan yang memperingati Hari Ulang Tahun ke-23 Program Studi MM Fakultas Ekonomi Bisnis, UNAIR.
Di dalam acara tersebut paling tidak ada 20 orang tukang becak yang menghadirinya untuk dapat makan bersama, shalat berjamaah, dan berdiskusi dengan para dosen soal konsep rejeki.
Alasan mereka memilih tukang becak menjadi narasumber bukanlah tanpa alasan yang jelas. Mereka dihadapkan pada sebuah kondisi yang tidak menentu, mulai dari besaran penghasilan sampai dengan dampak perkembangan moda transportasi umum dengan teknologi canggih seperti ojek online.
Kondisi yang seperti itu menurutnya bisa dijadikan sebuah pengetahuan tambahan soal rezeki dari sudut pandang seorang tukang becak. (ar)
Leave a Reply