ragamlampung.com — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mesuji, mengaku sudah berupaya memperjuangkan agar adat dan budaya asli daerah itu mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Namun, upaya tersebut selalu gagal karena menghadapi berbagai kendala.
Bidang adat dan budaya Mesuji selama ini nyaris tak pernah tersentuh oleh pemerintah daerah setempat. Bahkan, even rutin pun tak pernah diselenggarakan, sehingga perkembangannya stagnan. Anggaran yang disediakan pun dari pemerintah daerah jumlahnya sangat sedikit.
“Saya selaku Kabid Kebudayaan Disdikbud Mesuji sudah cukup berbuat, berupaya dan memperjuangkan nasib budaya Mesuji selama ini. Kepengurusan Marga Adat Mesuji sekarang ini, saya yang membentuknya. Dulu juga saya sediakan tempat untuk kepengurusan Marga Adat Mesuji,” kata Kabid Kebudayaan Disdikbud Mesuji, Lasmidi, Kamis (13/10/2016).
Lasmidi mengakui, sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah ada anggaran untuk bidang itu. Padahal, pihaknya sudah mengajukan hal tersebut.
“Perkembangan budaya dan adat Mesuji memang terkesan jalan di tempat. Mungkin disebabkan hubungan Pak Bupati dengan Ketua Marga Adat Pak Matjaya yang kurang harmonis. selama ini, jika saya mengajukan anggaran untuk budaya dan adat selalu dicoret,” katanya.
Abu, Sekretaris Disdikbud Mesuji yang juga menjabat Sekretaris Marga Adat Mesuji berpendapat sama.
“Saya sependapat dengan Pak Lasmidi, semestinya hubungan Pak Bupati dengan Ketua Marga Adat Mesuji harus harmonis, baru bisa sinkron gitu. Pasti nanti saling support dan memfasilitasi satu sama lainnya,” kata dia.
Masa jabatan kedua pemangku kekuasaan ini sama dan hampir berbarengan yaitu lima tahun.
Lasmidi dan Abu berharap para pemangku kekuasaan yang terpilih nanti bisa saling bersinergi, agar tercipta kondisi positif bagi perkembangan budaya, dan Mesuji. (gst)
Leave a Reply