ragamlampung.com – Protes warga terjadi di sebuah kota di Bosnia-Herzegovina karena satu kompleks perumahan di kota itu hanya memperbolehkan orang-orang Arab yang tinggal.
Di balik aksi protes tersebut ternyata tersimpan kabar mengejutkan. Sebagian besar rumah-rumah di kompleks perumahan itu dihuni oleh istri ketiga atau keempat dari syekh kaya asal Timur Tengah.
Warga sekitar menganggap itu melanggar hukum karena orang asing membeli tanah dari negara tetapi kemudian melarang mereka masuk. Kebanyakan warga kompleks adalah perempuan dan anak-anak, sementara suami mereka datang hanya sesekali.
Kemarahan warga setempat makin menjadi karena yang boleh melewat hanya mereka yang bekerja sebagai pembantu atau tukang kebun yang diizinkan masuk ke kompleks itu. Selain memiliki pintu gerbang, kompleks itu dikelilingi oleh tembok tinggi dan dijaga dengan ketat.
Di dalam kompleks perumahan di kota Tarcin itu berdiri 160 rumah mewah yang dibangun investor Timur Tengah. Rumah-rumah itu sengaja dijual untuk pasar Kuwait dengan harga Rp2,1 triliun per unit.
Dalam salah satu iklan menyebut Bosnia adalah negara Muslim ‘yang diberkati alam indah oleh Allah’. “Para pemilik memang tidak mau hidup berdampingan dengan warga lokal,” kata seorang agen kompleks perumahan itu.
“Mereka punya tradisi sendiri, mulai dari cara berpakaian, beribadah, dan bersosialisasi. Mereka tidak ingin ada yang mengawasi mereka,” kata seorang warga.
Namun, warga lokal merasa marah dengan kehadiran kompleks perumahan yang tertutup itu. “Kami juga Muslim, tapi kami beribadah bersama di rumah atau masjid. Lagipula ini adalah negara sekuler. Mereka berbeda dari kami,” kata seorang warga lokal yang bekerja sebagai apoteker.
Namun, kabar tak sedap tentang kompleks perumahan Arab itu berhembus tahun lalu. Kabar itu menyebutkan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sengaja membangun markas di tempat indah itu agar setiap orang ‘siap merespons panggilan jihad’.
Menurut laporan keamanan, militan ISIS saat ini tengah gencar membeli tanah di Osve, Bosnia dan Herzegovina. Mereka percaya daerah-daerah tersebut digunakan untuk melatih teroris.
Ada laporan di media Jerman bahwa lebih dari 300 orang Bosnia telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
(ar)
Leave a Reply