Wapres: Kemenangan Trump Akan Susahkan Dunia

Share :

donald-trump-capres-as
ragamlampung.com — Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump sementara menang atas rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dalam pemilihan presiden negara itu.

Hasil ini tak sesuai dengan prediksi banyak orang yang mengunggulkan Clinton. Sebagai salah satu negara besar di dunia, apa yang terjadi di Amerika tentunya berimbas kepada negara lain, tak terkecuali Indonesia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kemenangan Trump akan berimbas buruk terhadap negara-negara di dunia.
“Kalau Trump wah kelihatannya susah itu. Dunia nanti juga jadi susah. Tentu orang mengharapkan banyak kepada Hilarry (Clinton), tapi nanti kita tunggu saja besok,” kata Jusuf Kalla, Rabu (9/11/2016).

Wapres menilai kemenangan Trump akan membuat stabilitas politik dan keamanan dunia dipertaruhkan. Hal itu tidak terlepas dari sejumlah rencana kebijakan yang digagas capres asal Partai Republik itu. Selain itu, kemenangan Trump juga bisa berimbas pada perdagangan.

Jusuf Kalla juga mengkhawatrikan keberlangsungan perdagangan dunia. Sebab, dalam beberapa pidatonya, Trump menegaskan bahwa Amerika akan lebih protektif dalam sektor perdagangan jika dia menang.

Wapres Jusuf Kalla mengaku lebih berharap agar Hillary yang terpilih jadi Presiden Amerika Serikat. Kemenangan Hillary dinilai lebih menguntungkan bagi hubungan antara Indonesia dan Amerika.

Berdasarkan hasil pemungutan suara, saat ini Trump mengantongi 232 suara. Unggul atas Clinton yang mendapatkan 209 suara.

Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat tak berdampak langsung terhadap industri dalam negeri. Terpilihnya Presiden Amerika ke-58 tersebut akan sangat mempengaruhi sektor pasar modal. “Industri pengaruhnya tidak terlalu dalam karena lebih jangka panjang,” ucapnya, usai rapat di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Namun, pemerintah mengantisipasi pengaruh hasil pemilihan terhadap revisi suku bunga The Fed yang diperkirakan berlangsung Desember 2016.

Selain itu, Airlangga mempertimbangkan kembali keputusan bergabung dengan Kemitraan Trans Pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) pimpinan Amerika Serikat setelah presiden baru terpilih.

Pada pidato kampanyenya, Trump berencana membatalkan segala perjanjian perdagangan yang dianggap merugikan Amerika Serikat. Trump juga mengecam TPP sebagai bentuk pemerkosaan terhadap Amerika Serikat dan bahaya terbesar.

Tak hanya itu, Trump juga meminta kerja sama perdagangan bebas Amerika Utara (North America Free Trade) dibatalkan karena akan berpengaruh negatif terhadap lapangan pekerjaan di Amerika Serikat.

Airlangga tak khawatir terhadap putusan ekonomi Trump yang bisa saja berubah. “Kita lihat perkembangannya,” katanya.

Namun, Airlangga menilai Indonesia tetap perlu bergabung dengan TPP karena menguntungkan. “Kalau Vietnam masuk TPP dan Singapura atau Malaysia di dalam, kita penting untuk ikut karena daya saing industri alas kaki kena tarif multi MFN (most favourable nations), sedangkan mereka tarif khusus itu sudah beda 5-10 persen.” (ar)

Share :