ragamlampung.com – Selandia Baru diguncang gempa bumi berkekuatan sekitar 7,5 pada Skala Richter, Minggu (13/11/2016) malam waktu setempat. Instansi berwenang negara itu memperingatkan warganya mewaspadai ancaman tsunami di sepanjang pantai timur negara tersebut.
Gempa darat ini berada pada jarak 91 km arah timur Kota Christchurch pada kedalaman 23 km. Diperkirakan, tsunami akan tiba dalam dua jam. Dari informasi, terdata adanya signal air laut yang telah surut di wilayah utara Canterbury. Ancaman gelombang tsunami bisa mencapai 5 meter.
Departemen Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat Selandia Baru, meminta warga yang berada di daerah dataran rendah segera mengungsi dan mencari tempat yang lebih tinggi.
Dilaporkan sudah ribuan warga mengungsi.
Sebelumnya pemerintah Selandia Baru menyebut gempa mengguncang dengan kekuatan 6,6 SR. Tapi, kemudian direvisi menjadi 7,5 SR.
Alarm tsunami kemudian dibunyikan. Gempa yang terjadi pada tengah malam ini memang dirasakan hampir di sebagian besar warga Selandia Baru. Tapi hingga kini belum ada laporan tentang korban jiwa. Sementara kerusakan akibat gempa masih didata.
Menurut juru bicara Dewan Kota Wellington, Richard Maclean, seperti dikutip dari Reuters, mengatakan proses evakuasi telah dilakukan terhadap warga yang bermukim di pinggiran pantai.
Serangkaian gempa susulan masih terjadi di beberapa kota seperti Cheviot, Domett, Rotherham, Waiau, Culverden, Hawarden, Waipara, Waikari, Amberley, Sefton, Loburn, Ashley, dan Christchurch.
Menurut analisis BMKG, gempa bumi di Selandia Baru merupakan gempa bumi dangkal dengan mekanisme sumber berupa sesar naik (thrust fault) yang diduga dipicu aktivitas subduksi lempeng pada jalur Hikurangi Trough, yaitu zona paling selatan dari sistem subduksi Kermadec-Tonga. Di zona ini subduksi Lempeng Pasifik dengan laju 37 mm/tahun menunjam ke arah barat di bawah Lempeng Australia. (ar)
Leave a Reply