ragamlampung.com -– Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengancam mengonversi lahan kebun singkong di daerah ke komoditas pertanian lain yang lebih menguntungkan. Rencana itu perlu dibuat karena anjloknya harga singkong dari Rp1.300/kg menjadi Rp350/kg.
Harga singkong terus anjlok dan sulit dicarikan solusinya selama keran impor masih dibuka, sehingga produk petani berlimpah dan nyaris tak laku.
“Karena itu, harus ada konversi. Petani kami selama tahun 2016 merugi, penurunan lebih dari 50 persen,” kata bupati, dalam keterangan resmi, yang dikutip Rabu (21/12/2016).
Ia berharap pemerintah pusat membatasi kuota impor singkong, dengan demikian pabrik tapioka di daerahnya hanya membeli bahan baku dari petani.
Bupati Lampung Tengah Mustafa menambahkan, areal pertanian singkong di daerahnya merupakan yang terbesar di Indonesia. “30 persen kontribusi pertanian di Lampung Tengah adalah singkong, tapi kini harganya jatuh drastis,” kata dia.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menanggapi hal itu segera memanggil Menteri Pertanian Amran Sulaiman, guna membahas dan mencari jalan keluar imbas distorsi impor singkong. (ar)
Leave a Reply