ragamlampung.com — Sejumlah ulama dan tokoh agama mengadakan pertemuan di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Selatan. Salah satu poin hasil pertemuan itu adalah penolakan pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
Mereka yang hadir antara lain, Ketua Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafiduddin, Ketua MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH Ahmad Cholil Ridwan, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, Ketua GNPF MUI KH Bachtiar Nasir, KH Misbahul Anam, dan KH Zaitun Rasmin.
“Tujuan pertemuan ini untuk mencari ridha Allah SWT dan membangun bangsa dan negara dalam bingkai NKRI agar menjadi bangsa dan negara yang besar,” kata Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir, Sabtu (21/1/2017).
Poin lainnya dari pertemuan itu menjaga ukhuwah islamiyah dengan mengedepankan kemashlahatan umat, dan menolak segala bentuk kriminalisasi ulama.
Sementara itu, pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Denpasar mengecam fitnah yang dilontarkan juru bicara FPI Munarman dalam video di Youtube terhadap aparat keamanan tradisional (pecalang) di Bali ,khususnya di Denpasar.
Dalam video itu, Murnarman mengatakan pecalang melempari umat muslim dan melarang salat.
“Selaku orang Muslim, kami terus terang terusik dengan ucapan dan fitnah yang dilakukan Munarman tersebut. Sebab, apa yang disampaikan itu tidak sesuai dengan fakta sebenarnya,” ujar perwakilan dari PCNU Denpasar M Rifa’i, di sela-sela persiapan tabligh akbar, Sabtu (21/1/2017).
Ubaidillah mengatakan, selama ini umat Muslim di Denpasar tidak pernah ada masalah dengan umat lainnya termasuk umat Hindu.
“Saya sudah 23 tahun di pulau Dewata ini. Saya sangat merasakan kalau kehidupan umat muslim di daerah ini tidak ada persoalan dengan umat lain, apalagi bermusuhan,” ujarnya.
Kegiatan tabligh akbar itu juga penegasan sikap NU Bali menolak keberadaan FPI. (ar)
Leave a Reply