ragamlampung.com — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan wakilnya, Ahmad Bambang, mulai Jumat (3/2/2017), dicopot dari jabatannya secara mendadak. Kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno itu membuat kaget hanya dengan alasan penyegaran.
Posisi Wakil Dirut untuk sementara dikosongkan, sedangkan posisi Dirut diisi pejabat sementara. Kemungkinan besar adalah Komisaris Pertamina Edwin Hidayat Abdullah yang akan menjabat sementara.
Dwi diangkat menjadi Dirut sejak tahun 2014 dan berakhir tahun 2019. Banyak prestasi yang telah dicapai keduanya.
Salah satunya tahun 2016, Dwi menutup Petral dan menggantinya dengan Integrated Supply Chain (ISC). Pembubaran ini mampu memotong perantara dari rantai suplai, serta peningkatan pemanfaatan dan fleksibiltas dari armada laut Pertamina. Selain itu, ISC berhasil membuat transparansi dan penghematan signifikan.
Dwi juga meluncurkan produk ‘tandingan’ Premium yakni Pertalite. Pertaminan mencatat, enam bulan pertama peluncurannya, Pertalite berhasil menggantikan porsi Premium dari pengguna bahan bakar Indonesia.
Kemudian, Dwi memutuskan revitalisasi kilang minyak yang telah dimulai tahun ini sampai tahun 2021. Berkat revitalisasi beberapa kilang minyak, total investasi Pertamina mencapai Rp201 triliun.
Nilai efisiensi Pertamina juga meningkat signifikan. Tahun 2016 mencapai 2,8 miliar dollar AS. Langkah efisiensi Pertamina diperkirakan memberikan laba akhir tahun 2017 mencapai Rp40 triliun. Perolehan tersebut melebihi Petronas asal Malaysia. (ar)
Leave a Reply