ragamlampung.com — Keluarga Maman Hidayat (42) dan Yayan Septian (36) tidak punya kesempatan menikmati hidup di luar batas perut. Untuk memenuhi urusan satu itu saja mereka harus susah payah.
Uang yang diperolah dari perkerjaan sebagai buruh kadang hanya cukup membeli beras. Untuk mendapatkan lauk pauk agar rasa nasi lebih nikmat, mereka membiasakan diri sejak delapan bulan lalu dengan lauk tarantula dan kalajengking.
Mereka lebih memilih cara demikian daripada meminta-minta dan berharap kasihan dari orang lain.
“Kalau tidak punya uang seadanya saja, kalajengking dan tarantula dijadikan lauk pelengkap nasi. Saya tidak mau kalau harus menyusahkan orang,” kata Maman, Jumat (24/3/2017).
Keluarga itu tinggal di Kampung Cibembem RT 1 RW 12, Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu. Maman dan Yayan memilih lauk seperti itu sejak bekerja sebagai pencari kalajengking dan tarantula. Pekerjaan yang sebelumnya dijalankan ayah mereka, Maman Karman (67) yang kini bertransmigrasi menjadi buruh petik teh di Padang.
“Tahu dari ayah kalau kalajengking dan tarantula bisa dimakan. Enak ko rasanya seperti daging ayam,” katanya. (ar)
Leave a Reply