ragamlampung.com – PT. Prima Alumga (PPA) melakukan pemortalan jalur/arus lalulintas perairan sungai dengan memasangkan delapan (8) buah drum.
Dengan adanya pemortalan itu, masyarakat Desa Sungai Cambai dan sekitar terganggu, masyarakat tak dapat lagi beraktivitas atau berlalu lalang seperti biasanya.
Betap tidak, pemortalan yang dilakukan PT. PPA, melumpuhkan aktivitas masyarakat seperti biasanya. Karena portal itu, menutup mati arus lalulintas sungai tanpa memberlakukan buka tutup portal.
Ecan, salah satu masyarakat setempat, keluhkan portal itu.
“Luar biasa PT. PPA ini, belum juga puas menindas kami, dari permasalahan sengketa lahan dengan kami, juga mencemarkan sungai kami, dan ini berulah lagi dengan menutup sungai dengan portal drum ini. Bagaimana kami mau nyari makan kalau begini?,” ujar Ecan, kepada ragamlampung.com yang hendak mencari ikan, saat ditemui didekat lokasi portal tersebut, Minggu, (26/3/2017).
Tentunya hal itu telah merampas hak publik dan merebut kepentingan umum. Sungai adalah milik bersama, bukan milik perusahaan PT. PPA.
Hal itu pun menyulut Tongli CS dan beberapa tokoh masyarakat Desa Sungai Cambai lainnya, bergerak mendatangi Pos Keamanan PT. PPA yang berada dekat portal itu, guna mempertanyakan maksud dan tujuan PT. PPA melakukan pemortalan itu.
Pertemuan itu berlangsung aman dan damai. Gendi, Ketua pengamanan PT. PPA menerima baik kedatangan Tongli CS beserta rombongan, Minggu, 26 Maret 2017.
Dalam pertemuan itu, Gendi berjanji akan menyampaikan pesan dan keluhan masyarakat yang diwakili Tongli Cs kepada Bigbos PT. PPA.
Tongli cs pun menerima dan memberi waktu menunggu selama 24 jam kepada Gendi atas jawaban dari bigbosnya terkait pesan dan keluhan masyarakat tentang pemortalan itu.
“Oke Tong, akan saya sampaikan dahulu ke bos ya pesan dan keluhan masyarakat ini,” ucap Gendi kepada Tongli.
“Ya saya tunggu, selama 24 jam ini Gendi,” ucap Tongli kepada Gendi.
Pertemuan itu dihadiri, Budiman, anggota TNI yang bertugas ngepam di PT. PPA. Dan pertemuan dinotulenkan. (gst)