ragamlampung.com — Jalan lintas Sumatera di Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji, diblokir 1.500 petani setempat, untuk memperingati Hari Buruh. Mereka juga menuntut pemerintah berhenti merampas tanah dan lahan petani.
Para petani itu menggelar konvoi ratusan kendaraan bermotor dan orasi di jalan. Mereka merupakan penggarap lahan di kawasan hutan Register 45 Way Serdang atau Moro Moro. Arus lalu lintas di Jalan Lintas timur sempat macet mencapai 15 kilometer, Senin (1/5/2017).
Mereka tergabung dalam Gerakan Reformasi Agraria (AGRA) di Kawasan Register 45 Wilayah Moro-Moro.
Saat konvoi dari Simpang D hingga Simpang Asahan, koordinator lapangan Sahrul Sidik menyampaikan tuntutan kepada pemerintah menghentikan perampasan tanah dan menghentikan monopoli tanah oleh perkebunan besar.
Mereka juga meminta ada pengawasan taman nasional dan pertambangan karena dieksploitasi sehingga menyebabkan bencana asap di berbagai daerah, dan menyebabkan kemiskinan tersebar luas di seluruh provinsi di Sumatera,
Sikan, salah satu tokoh masyarakat Moro-Moro Reg 45 menambahkan, pemerintah daerah diharapkan membagikan tanah bagi buruh tani dan tani miskin. Tanah jangan hanya diberikan kepada perkebunan besar.
Masyarakat juga meminta pemerintah Presiden Jokowi menurunkan harga sarana produksi pertanian, bibit, pupuk, dan obat-obatan. Agar petani dapat membelinya karena harganya terjangkau.
“Bagaimana kami bisa sejahtera jika harga untuk kebutuhan produksi pertanian dinaikan. Saat ini kaum buruh dan petani sangat membutuhkan kehidupan layak,” katanya.
Demo yang dikawal aparat Polres Mesuji itu berjalan damai dan tertib. (ar)
Leave a Reply