ragamlampung.com — Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, dijadikan pusat percontohan nasional pengelolaan kawasan daerah tertinggal. Selama 10 tahun pengelolaannya, daerah itu bisa mandiri dengan berbagai programnya.
Bupati Mesuji Khamami mengatakan, Minggu (5/11/2017), pembangunan di tempat itu dimulai tahun 20017, dan kini mulai terlihat hasilnya dan berdampak positif terhadap masyarakat.
“Sejak tahun 2007 KTM Mesuji terus membangun, sehingga baru sekarang dirasakan,” kata bupati.
Ia mengatakan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menganggarkan Rp92,4 miliar untuk KTM Mesuji. Dana itu salah satunya untuk rice milling plant (RMP) di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur. RMP tersebut sangat ditopang dari program transmigrasi.
Sebelumnya, Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi saat mengunjungi tempat itu, awal Oktober lalu, mengatakan, KTM Mesuji menjadi percontohan pengelolaan kawasan desa lain di Indonesia dan berhasil. Ia siap merepresentasikan di kawasan lain di Indonesia.
KTM Mesuji memiliki luas 46.560 hektare, terdiri tujuh kecamatan. Di kawasan tersebut tersedia sarana dan prasarana fisik dan nonfisik.
Seperti infrastruktur pendidikan, kesehatan, sosial keagamaan, produksi dan pemasaran seperti rice milling plant, pasar basah dan kering, dan pusat bisnis. Selain itu, ada 16 Badan Usaha Milik Desa, ada pasar, dan koperasi. (ar)
Leave a Reply