ragamlampung.com,Gunung Sugih – Meningkatnya kualitas pembinaan kemandirian narapidana sehingga menjadi terampil dan produktif merupakan salah satu sasaran strategis Pemasyarakatan sejalan dengan Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan.
Pelatihan tenun tapis yg dilaksanakan di Lapas Gunung Sugih menjadi salah satu bukti dan upaya nyata yang dilakukan jajaran pemasyarakatan untuk membekali Narapidana dengan keahlian sehingga menjadi terampil dan produktif. Demikian disampaikan oleh Direktur TI dan Kerjasama, Dodot Adikoeswoyo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh JFU Subdit Kerjasama dan Evaluasi, Innaka saat Pembukaan Pelatihan Tenun Tapis Lampung bagi Narapidana Lapas Gunung Sugih di GSG Dr. Sahardjo, S.H. (Rabu, 31/7)
“Keberhasilan Pembinaan kemandirian ini tentunya memerlukan peran serta masyarakat, organisasi, dan instansi lain di luar pemasyarakatan, mengingat masih adanya keterbatasan sumber daya pemasyarakatan dari sisi tenaga ahli yg dapat memberikan pelatihan, permodalan dan sarana,” ujar Mantan Kepala Divisi Administrasi Kanwil KemenkumHAM Jawa Barat ini.
Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan Angkatan 26 ini menambahkan bahwa Jalinan Kemitraan melalui kerjasama dengan pihak lain menjadi salah satu solusi dengan tetap menjalankan Prinsip saling mendapatkan manfaat dari hasil kerjasama di antara kedua belah pihak.
“Mitra kerja tetap mendapatkan provit dari hasil kerjasama, dan warga binaan mendapatkan bekal skill dan premi/upah yg dapat ditabung untuk bekal usahanya nanti setelah bebas. Ke depan disamping untuk dirinya sendiri, diharapkan hasil kerja Narapidana diarahkan kepada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Fungsional yang nantinya diharapkan dapat digunakan kembali misalnya untuk biaya melanjutkan pendidikan formal kuliah di Universitas terbuka,” tutupnya.
Kepala Lapas Gunung Sugih, Syarpani menerangkan bahwa pelatihan ini merupakan hasil kerjasama pihaknya dengan Farhan Tapis Bandar Jaya yang sudah berulang kali dilakukan.
“Kami sudah cukup lama menjalin kemitraan dengan produsen tapis di Bandar Jaya, beliau sangat handal dalam menghasilkan tapis yang berkualitas, sehingga kami berusaha untuk merangkulnya agar Narapidana di lapas gunung sugih bisa diberikan pelatihan menenun tapis agar kelak bisa menjawab tantangan dunia usaha setelah bebas,” terang mantan Kasi Keamanan Lapas Klas I Cipinang ini
Pelatihan menenun tapis ini, kata Syarpani telah berjalan 3 kali sejak awal berkomitmen untuk bekerja sama pada Agustus 2018. Jumlah Narapidana yang mengikuti pelatihan ini juga mulai bertambah, yang tercatat sebanyak 30 orang, baik Narapidana wanita maupun laki-laki, yang kesemuanya serius mengikuti pelatihan menenun tapis pada periode ketiga ini.
Faisal, pemilik Farhan Tapis menyampaikan bahwa dirinya kini memiliki Narapidana yang sudah terampil menenun tapis, sehingga bisa menghasilkan kain tapis yang baik.
“Sebagian Narapidana yang telah mengikuti pelatihan mulai terampil menenun tapis, sudah banyak yang mereka hasilkan dan juga terjual dipasaran, seperti saat Correctional Fair di Lampung Walk minggu lalu yang cukup banyak terjual,” pungkasnya.(rls/dr)
Leave a Reply