ragamlampung.com,Gunung Sugih – Kepala Lapas Gunung Sugih, Syarpani memberikan sertifikat penghargaan khatam AL-Qur’an bagi 10 Narapidana terbaik dari pondok pesantren Al-Furqon Lapas. Sekaligus membuka pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Furqon dengan dihadiri oleh para ustadz pembimbing narapidana, pejabat struktural, pegawai dan narapidana, Selasa, (12/11/2019)
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB ini dibuka oleh Syarpani. Kemudian diisi dengan pembagian sertifikat penghargaan khatam Al-Qur’an bagi 10 narapidana, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan dengan ceramah dan doa oleh ustadz Zahid Ibnu Khamdun.
Syarpani dalam sambutannya mengharapkan narapidana lain dapat mencontoh narapidana yang mendapatkan sertifikat penghargaan ini.
“Penghargaan ini sebagai motivasi untuk kalian agar belajar agama dengan lebih baik di pondok pesantren al-Furqon yang sudah didirikan beberapa tahun yang lalu. Mari berlomba menuntut ilmu selama di lapas,” ujarnya.
Lebih lanjut, didepan para hadirin ia mengajak untuk meneladani sikap, perilaku dan akhlak yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Kita sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW, wajib meneladani sikap dan perilaku beliau yang sungguh berakhlak mulia baik semasa di dalam lapas maupun setelah berada dilingkungan masyarakat luar,” katanya
Syarpani juga menyampaikan apresiasinya kepada para ustadz pembimbing narapidana yang sudah rela melangkahkan kakinya untuk memberikan bimbingan rohani kepada narapidana santri Pondok Pesantren Al-Furqon.
“Terima kasih ustadz, tanpa dibimbing oleh ustadz tentu tidaklah mungkin pihak lapas melakukan sendiri pidana, Kerjasama sudah berjalan demikian baik, semoga ustadz senantiasa diberikan pahala dan rezeki yang terbaik dari Allah SWT atas niat tulus membina narapidana disini,” ujarnya.
Sementara dalam ceramahnya, ustadz Zahid Ibnu Khamdun juga memberikan nasehat kepada narapidana untuk dapat berubah menuju yang lebih baik.
“Kalo udah masuk disini, jangan sampai nyesel karena ketangkep, karena nanti setelah bebas memikirkan bagaimana caranya biar gak ketangkep lagi. Tetapi nyeselah “kok saya bisa disini?”, karena nanti itulah yang membawa pada perubahan,” ujarnya.(rls/dr)
Leave a Reply