Lampung Bergerak Tuntut Pembebasan Ketua RT

Share :

FKUB Minta Ketua RT yang Bubarkan Ibadah di Gereja Dibebaskan Menggunakan RJ

ragamlampung.com – Sejumlah organisasi massa (ormas) Islam yang tergabung dalam Lampung Bergerak merencanakan aksi tuntutan pembebasan Ketua RT Wawan Kurniawan ke Kejaksaan Tinggi dan Polda Lampung, Selasa (28/3/2023).

“Insha Allah, Selasa (28 Maret 2023) akan ada aksi akbar menyikapi penahanan Wawan Kurniawan, ketua RT, yang membubarkan kegiatan tak berizin,” kata Gunawan Pharikkesit, Jumat (24/3/2023).

Gunawan Pharrikesit juga memposting video poster rencana aksi ke sejumlah grup whatsapp (WA). Lampung Bergerak merupakan gabungan dari berbagai ormas Islam, termasuk Forum Suara Masyarakat Lampung (FSML).

Polda Lampung menahan Wawan, ketua RT 12, Kelurahan Rajabada Lama, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandarlampung, karena menghentikan kegiatan jemaat Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) karena belum ada izin.

Menurut Gunawan yang baru saja terpilih sebagai tokoh nasional versi Refly Harun Channel, penangkapan Wawan terburu-buru. Apalagi mereka sudah damai,” katanya, Rabu (22/3/2023).

Wawan, menurut dia, memiliki wewenang sebagai RT, aparat terdepan, melakukan tindakan penghentian kegiatan yang tidak ada izin yang berpotensi menimbulkan kerusuhan atau amuk masyarakat sekitarnya.

Gunawan juga menilai naif pasal yang dikenakan terhadap Wawan Kurniawan, yakni Pasal 156 (a) tentang penodaan agama tapi lampirannya tipe A, kepolisian. “Lantas, siapa yang menjadi korbannya?” tanyanya.

Apakah nanti akan dihadirkan korban adalah para jemaat yang sudah jelas melakukan pelanggaran dengan tidak memiliki izin melaksanakan kegiatan mereka saat itu? tanyanya.

Pihak jemaat juga sudah beberapa kali berjanji tidak mengulangi kegiatan keagamaan sebelum mengantong izin dari tahun 2016. “Namun faktanya?” tanya Gunawan Pharrikesit.

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan penahanan Wawan setelah penyelidikan dan penyidikan telah memenuhi unsur untuk ditetapkan sebagai tersangka.

Menurut Pandra, ada unsur sebab akibat yang tidak bisa dilepaskan, sejak sebelum hingga terjadinya peristiwa. Perbuatan tersangka yang masuk begitu saja juga tidak bisa dibenarkan,” katanya.

Penyidik Polda Lampung sendiri menetapkan Wawan sebagai tersangka setelah memeriksa 15 saksi. Beberapa saksi yang telah dimintai keterangan merupakan ahli agama dan ahli hukum pidana.

Kasus ini sempat viral setelah beredarnya video yang memperlihatkan Wawan melarang jemaat GKKD untuk beribadah. Wawan masuk lalu mengusir para jemaat yang sedang beribadah.

Sempat juga terjadi perdamaian antara Wawan dan jemaat GKKD, Kamis (23/2/2023). Wawan juga meminta maaf atas apa yang dilakukannya. Jemaat GKKD juga disebutkan menerima permintaan maaf dari Wawan dan memeluknya sebagai tanda permasalahan tersebut sudah selesai.

Di sisi lain, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung dan FKUB Kota Bandarlampung berharap proses hukum terhadap Ketua RT yang membubarkan ibadah jemaat Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) tidak dilanjutkan.

“Tentunya kami menginginkan persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara yang arif dan musyawarah, karena perdamaian sudah dilakukan,” kata Ketua FKUB Bandarlampung Purna Irawan, di Bandarlampung, Senin (20/3/2023).

Menurutnya semua proses perdamaian antara kedua belah dalam menangani persoalan tersebut sudah berjalan sebagai mestinya.

“Hanya saja memang, setiap institusi memiliki sudut pandangnya masing-masing, dan Polda Lampung dengan sisi hukumnya, tentu kami menghormati itu,” ujarnya.

FKUB dalam persoalan ini lebih menitikberatkan, bagaimana cara menumbuhkan kerukunan dengan tidak menimbulkan hal-hal yang buruk baik dendam maupun antipati antargolongan.

“Tetapi, apabila memang proses hukum berjalan di kepolisian, pihak FKUB berharap proses hukum dihentikan atau memakai jalur Restorasi Justice (RJ), sehingga suasana lebih nyaman dan tidak meninggalkan hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Sebab, lanjut ketua FKUB Bandarlampung itu, dengan proses hukum dan adanya penahanan dikhawatirkan akan berdampak pada yang lain.

“Jadi kami minta kepada Polda, kalau bisa kasus ini dihentikan dengan proses hukum yang ada, baik RJ maupun lainnya. Sehingga kerukunan berjalan sesuai dengan kesadaran masyarakat bukan karena adanya tekanan,” kata dia.

Hery Sensustadi mewakili Ketua FKUB Provinsi Lampung menyampaikan hal serupa. Ini disampaikannya saat menyerahkan Surat Permohonan Penangguhan Penahanan terhadap Wawan Kurniawan ketua RT Rajabasah Kepada Polda Lampung yang diterima Kanit 1 Subdit Sosbud Dit. Intelkam Polda Lampung Polda Kompol Hermizi, SH, MH , Jum’at 24 Maret 2023

Sebelumnya Ditreskrimum Polda Lampung melakukan penahanan terhadap tersangka Wawan Kurniawan, Ketua RT yang membubarkan ibadah umat GKKD di Bandarlampung pada Minggu (19/2/2023) di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa.(tim/donal)

Share :