ALIZA GUNADO: ISU PILPRES JANGAN DIBOLAK-BALIK

Share :

ragamlampung.com – DPP REPNAS Prabowo-Gibran melalui salah satu pengurusnya, Aliza Gunado menanggapi isu-isu yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini yang lontarkan oleh beberapa pihak-pihak tertentu.

Pertama adalah isu yang dilontarkan oleh capres Ganjar Pranowo atas pemberian nilai 5 kepada penegak hukum saat ini.

“Sebaiknya pak Ganjar mempertanyakan hal itu kepada sekelilingnya saja. Karena kita tau dari legislatif maupun eksecutif bahwa Menkopolhukam nya adalah Cawapres pak Ganjar,  Menkemenkumham nya adalah menteri yang merupakan satu partai dengan pak ganjar. Lalu jika kita lihat di legislatif bahwa ketua komisi III DPR RI juga merupakan  notabene satu partai dengan pak ganjar juga,” ungkap Aliza kepada ragamlampung.com, Jum’at, 1 Desember 2023.

Terkait isu seseorang yang menyatakan bahwa  kekuasaan saat ini seperti orde baru,
Aliza Gunado justru mempertanyakan siapa yang dimaksud  orde baru itu apa dan siapa? karena beberapa ciri atau tanda orde baru itu yakni kekuasaan yang tersentralisasi.

“Sedangkan kita tau saat ini tidak ada kekuasaan yang hanya di miliki oleh 1 partai politik namun merupakan gotong royong bersama-sama dari banyak partai. Terbukti di kabinet banyak gabungan partai, lalu presiden 2014 & 2019 diusung dari koalisi beberapa partai bahkan partai pengusung utamanya adalah partai PDIP,” papar politisi partai Golkar ini.

Jika dikatakan mirip orde baru karena indikasi akan mobilisasi ASN, lanjut Aliza, maka hal ini kita bisa lihat kemungkinan diduga siapa yang mampu melakukan ini, yang pasti adalah kementrian yang menaungi ASN. Dan kita tau MenPANRB adalah  petugas  partai dari  parpol tertentu.

“Jika isu dikatakan akan ada mobilisasi tenaga-tenaga perlindungan sosial seperti pendamping PKH, hal ini juga kita bisa duga kemungkinan yang berwenang dan mungkin mampu melakukan hal ini adalah kementerian sosial, dan menteri itupun merupakan petugas partai dari parpol tertentu,” sebutnya.

Jika isu dikatakan ada indikasi  memobilisasi lapas maupun rutan, hal ini juga sama seperti hal diatas yang kemungkinan diduga mampu melakukan hanyalah kementrian yang menaunginya yaitu kemenkumham.

“Yang kita tau kebetulan juga menterinya merupakan petugas partai politik tertentu,” kata Aliza.

Selanjutnya terkait perangkat perangkat desa yang diduga bisa di takut-takuti nanti kalau tidak memenangi salah satu calon maka tidak akan dibantu pembangunan desanya.

“Kami tegaskan hal ini juga sama yang diduga memungkinkan atau yang diduga bisa melakukan demikian merupakan kementrian yang menaunginya dan kita tau kebetulan menterinya juga dari partai tertentu,” terang Aliza.

Salah satu lagi ciri nya adalah ketika intelijen digunakan  untuk kepentingan tertentu seperti yang viral saat ini di media-media yaitu diduga pakta integritas  antara kabinda salah satu daerah dengan PJ bupati di daerah tersebut untuk mendukung dan memenangkan salah satu capres tertentu  untuk memenangkan Ganjar Pranowo.

“Jadi dari beberapa hal diatas  mengenai kalimat seseorang mengatakan, yang berkuasa saat  ini adalah seperti orde baru, arti sebenarnya itu perkataan lebih baik disampaikan kepada siapa untuk siapa?,” tukasnya.

Kemudian Aliza juga menanggapi terkait isu mengenai capres Anies Baswedan  yang menyatakan perpindahan IKN ke tengah hutan dan bisa terjadi ketimpangan baru untuk beberapa daerah, Aliza gunado mengatakan sebaiknya capres tersebut diskusi atau berbicaralah terlebih dahulu kepada cawapresnya,  karena partai PKB juga ikut menyetujui dan ikut menandatangani saat pembahasan di DPR RI serta pengesahan Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang ketua umum PKB saat ini menjadi cawapresnya yaitu cak imin.

” Nah, apakah mereka belum sempat ngobrol terkait IKN?” lanjut Aliza.

Terakhir Aliza menanggapi terkait isu persatuan indonesia.

“Sudah bukan bahan perdebatan lagi karena kita semua tau selama ini yang niat tulus dan berjuang untuk persatuan indonesia hanya pasangan prabowo-gibran, dimana sejak 2019 pak prabowo bergabung dengan pak jokowi untuk bersama-sama dalam satu pemerintahan demi wujudnya persatuan Indonesia setelah pilpres 2019.
Di dunia hanya disini kita bisa lihat antara rival bekerjasama demi bangsanya dengan menyampingkan ego masing masing,” ujar Aliza Gunado yang juga selama ini menjadi aktifis dalam hal-hal kebangsaan.

Terakhir, kader muda Partai Golkar ini menyampaikan kalimat penutup untuk semua tim sukses maupun tim pemenangan ataupun kepada seluruh masyarakat yaitu “Stoplah Memprovokasi dan Stoplah Terprovokasi.

“Mari kita sambut demokrasi ini dengan  santuy dan riang gembira,” tutupnya. (askur)

Share :