ragamlampung.com — Penguasa Arab Saudi belum lama ini mengadakan pembersihan di tubuh pemerintahan, dengan menangkap 11 pangeran, 4 menteri, dan beberapa orang lainnya.
Mereka dituduh korupsi, dan kini ditahan. Namun, tahanan bukan ditempatkan di penjara atau sel yang sempit. Mereka berada di hotel dan resor mewah Ritz-Carlton, di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Tempat itu selama ini menjadi tempat peristirahatan bagi keluarga kerajaan, kalangan bangsawan, serta para pemimpin dunia yang sedang mengadakan kunjungan ke Arab Saudi. Namun, menurut sejumlah laporan, hotel mewah itu kini disulap menjadi semacam sangkar yang terbuat dari emas.
Salah satu pangeran yang ditahan sejak Minggu (5/11) adalah pengusaha kaya raya Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal.
Dikutip dari BBC, Rabu (8/11/2017), seorang pejabat senior Arab Saudi mengatakan, pihak berwenang tidak dapat menempatkan para tersangka di penjara, dan cara ini disebut solusi paling bermartabat.
Pihak hotel sejak Selasa (7/11) membatasi calon tamu yang hendak memesan kamar. Situs resmi Hotel Ritz Carlton di kota Riyadh menyebutkan tidak ada kamar kosong tersedia selama bulan November 2017.
Situs hotel mengatakan, sebuah kamar mewah sehargs 350 dolar AS per malam telah dipesan hingga pertengahan Desember 2017 oleh sejumlah pangeran negara itu.
Human Rights Watch, dinukil dari The Sun Daily, Rabu (8/11), menilai, penangkapan itu sebenarnya bisa menjadi kasus politik internal.
“Pembentukan badan korupsi baru-baru ini dan penangkapan massal dengan tuduhan korupsi menimbulkan kekhawatiran bahwa pihak berwenang Saudi menahan orang tanpa menguraikan dasar penahanan,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur Middle East HRW yang berbasis di New York. (ar)
Leave a Reply