ragamlampung.com — Kemajuan di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulangbawang, makin terasa denyutnya, sejak lepas hubungan kemitraan inti plasma tahun 2011.
Telah banyak hal yang dilakukan para petambak, mulai pembelian alat berat, pembenahan saluran air, hingga fasilitas umum. Kini petambak berkonsentrasi membenahi pola usaha dan kolam budidayanya.
Sebagai pilot project sekitar 50 petani tambak P3UW Lampung, yang terhimpun dalam kelompok Usaha Bersama Rukun Warga/RW 7D, di bawah unit Badan Usaha Milik Kampung ( BUMKAMP) Kampung Bumi Dipasena Jaya, menjalankan pola usaha bagi hasil dan melakukan rehab tambak budidayanya mandiri.
Sudah tiga tahun lebih usaha bersama ini berjalan, dan hasilnya memuaskan. Petambak yang semula selalu bicara sulitnya permodalan untuk budidaya atau rumitnya masalah kemitraan, kini mampu meningkatkan daya dukung tambaknya secara mandiri.
Menggunakan plastik HDPE yang diorder langsung dari Surabaya, tambak-tambak yang ada mulai dibenahi. Dengan biaya rata-rata Rp20 juta rupiah per kolam, pembenahan kontruksi ini diharapkan mampu meningkatkan produksi udang dari usaha budidaya yang mereka lakukan.
Samsudin, seorang petambak, mengatakan, Selasa (1/11/2016), ia optimistis budidaya makin baik karena tambaknya sedang dilakukan perbaikan. “Selesainya rehab ini, kebocoran air tambak dapat diminimalisir, harapan kami air tambak lebih stabil dan risiko penyakit diminimalisir sehingga produksi lebih ditingkatkan,” kata dia.
Progres pengerjaan rehab tambak melibatkan banyak tenaga kerja dari desa-desa sekitar, dan menjadi tonggak finalisasi program revitalisasi mandiri di Bumi Dipasena. (ar)
Leave a Reply