ragamlampung.com – Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi soal penistaan agama yang menimpanya. Dalam pernyataannya baru-baru ini ini justru merasa bersyukur jika dinyatakan bersalah.
“Kalau pakai tekanan massa (diputuskan bersalah), makanya saya bersyukur. Berarti seorang Ahok menentukan nasib Republik ini setelah 71 tahun merdeka,” terang Ahok, dilansir beritasatu.
Menurut Ahok, apa yang dialaminya sekarang merupakan salah satu bentuk ujian bagi negara dan masyarakat. Ia mempertanyakan pada siapa bangsa ini taat? pada konstitusi atau tekanan massa.
Karena, jika negara memang massa bisa memengaruhi konstitusi, maka landasan negara bisa rusak. “Lebih baik kita putuskan, kalau mau bubar, bubar sekalian. Kalau mau lempeng, lempeng sekalian,” imbuhnya.
Ahok mengatakan jika fondasi dari negara ini adalah Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Ini baru mau naik setengah bata, Ahok baru mau naik jadi Gubernur DKI, kalau saya terpilih 50 persen plus 1, berarti satu bata dong? Kalau minoritas bisa jadi Presiden di negara ini tanpa lihat warna kulit, berarti rumah Pancasila kita jadi,” terang Ahok.
Ahok berpendapat jika isu SARA memang kerap digunakan dalam perpolitikan. “Karena rakyat kita sebagian masih bisa dimainkan itu (SARA). Ahok bukan difitnah, memang Tiongkok. Santai saja lah. Tapi kalau Jokowi kan difitnah, itu saja langsung turun lho nilainya di survei,” ujar Ahok. (ar)
Leave a Reply