ragamlampung.com — Perusahaan dan pabrik tapioka di Kabupaten Lampung Utara menyebut penyebab anjloknya harga singkong hingga Rp500/kg karena banjir impor produk yang sama dari Thailand dan Vietnam. Parahnya, impor ini berbarengan dengan panen raya.
“Produksi singkong saat ini memang lebih dari kebutuhan, karena panen raya ditambah impor sagu dari Thailand dan Vietnam yang dijual murah. Karena itu, perusahaan enggan membeli singkong dengan harga tinggi,” kata Sekretaris Kabupaten Lampung Utara, Samsir, usai rapat dengan sejumlah perusahaan tapioka di daerah itu, Rabu (21/9/2016).
Samsir menyesalkan pemerintah pusat yang mengimpor, padahal Lampung daerah penghasil terbesar produk singkong. “Pihak perusahaan Tapioka juga berharap pemerintah tidak mengimpor sagu. Mereka menyatakan jika tak ada impor, permintaan pasti tinggi dan harga naik, petani pun tidak rugi,” kata dia.
Salah satu solusi mengatasi anjloknya harga, pemerintah daerah setempat mengupayakan penyuluhan agar petani singkong menanam tidak berbarengan.
“Harus selang satu atau dua bulan, sehingga panen tidak bareng. Karena kapasitas pabrik menampung singkong terbatas,” katanya. (ar)
Leave a Reply