Lifter Lampung Sri Hartati Perbaiki Rekor PON dan Nasional

lifter putri lampung sri hartati, dalam pertandingan di gelora sabilulungan, kabupaten bandung, senin (26/9/2016). (joko p)
Share :
lifter putri lampung sri hartati, dalam pertandingan di gelora sabilulungan, kabupaten bandung, senin (26/9/2016). (joko p)
lifter putri lampung sri hartati, juara dalam pertandingan di gelora sabilulungan, kabupaten bandung, senin (26/9/2016). (joko p)

ragamlampung.com — Lifter angkat berat Lampung Sri Hartati di kelas 57 kilogram, memperbaiki rekor PON dan rekor nasional pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat.

Pada pertandingan yang diselenggarakan di Gelora Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2016), ia memperbaiki empat rekor PON dan empat rekor nasional. Rekon PON yang diperbaikinya yakni pada jenis angkatan squat dari angkatan 216 kilogram menjadi 222,5 kilogram.

Kemudian, jenis bench press dari 142 kilogram menjadi 147,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis dead lift dari 197,5 kilogram atas nama Margareth asal Kalimantan Timur menjadi 199 kilogram, dan total angkatan dari 553 kilogram menjadi 569 kilogram atas namanya sendiri.

Empat rekor nasional yang diperbaiki yakni jenis squat dari 216 kilogram menjadi 222,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis bench press dari 142 kilogram menjadi 147,5 kilogram atas namanya sendiri, jenis dead lift dari 197 kilogram atas nama Margareth (Kaltim) menjadi 199 kilogram dan total angkatan dari 553 kilogram menjadi 569 kilogram atas namanya sendiri.

Sri yang sudah lima kali mengikuti PON sejak di Surabaya tahun 2000 kala itu meraih perak, dan empat PON berikutnya meraih medali emas, mengaku sempat khawatir dengan angkatannya hari ini.

“Saya masih menjalani terapi kaki. Bersyukur masih bisa mengangkat barbel yang diberikan oleh pelatih,” kata dia.

Pada kelas tersebut, peraih medali perak yakni lifter Margareth asal Kalimantan Timur dengan total angkatan 532,5 kilogram dari jenis squat angkatan terbaiknya 212,5 kilogram, bench press130 kilogram dan dead lift 190 kilogram. Sri Hartati berhak menerima medali emas.

Peraih medali perunggu adalah lifter Jawa Barat, Julaiha dengan total angkatan 490 kilogram, akumulasi dari jenis squat 200 kilogram, bench press 120 kilogram dan dead lift 170 kilogram.

Pelatih angkat besi dan angkat berat Lampung Edi Santoso mengaku semua itu merupakan perjuangan berat, karena meski terukur faktor lain bisa mempengaruhi.

“Bisa saja lifter saat bertanding kurang ‘fit’ atau ada masalah lain. Karena itu, hasil ini merupakan yang maksimal dari mereka. Pelatih hanya menyiapkan strategi saat pertandingan. Kepala jadi pusing mengatur strategi, tetapi itulah namanya pertandingan,” ujarnya.

Kontingen Lampung memang merajalela di cabang angkat berat PON XIX. Bukan hanya mendominasi, rekor Asia pun berhasil dipecahkan.

Dominasi lampung sudah terlihat ketika mereka berhasil mendulang dua medali emas. Emas pertama diraih di kelas 57 kg dan 63 kg putri di di Gymnasium GSJ, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2016). (ar)

Share :