ragamlampung.com — Kuburan biasanya dianggap tempat menakutkan, namun bagi Aiptu Widodo Ramelan (52) dan keluarganya, sudah 12 tahun terakhir tinggal di kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Krapyak, Desa Sidowayah, Rembang.
Pria yang menjabat sebagai Kasi Humas Polsek Lasem ini tiap hari menghabiskan waktu bersama keluarga di areal pemakaman itu.
Aiptu Widodo mulai menetap di kompleks pemakaman tersebut sejak tahun 2004 silam. Ia memang sengaja tinggal di areal tersebut, yang merupakan tanah milik negara, dengan alasan untuk kebaikan keluarga.
“Saya ini merupakan keluarga besar. Anak bapak dan ibu saya itu ada 10, dan saya adalah anak nomor 7. Kami pun terhitung berasal dari keluarga yang pas-pasan. Karena saudara saya banyak, ketika ada jatah warisan untuk kami, saya memilih jatah itu saya berikan kepada saudara yang lain, yang mungkin kehidupannya masih kurang beruntung ketimbang saya. Kemudian, saya pilih tinggal di kompleks pemakaman ini,” katanya.
Awalnya, ia dibantu rekan-rekannya di kepolisian untuk bisa mendirikan rumah layak huni di areal pemakaman itu. Hingga akhirnya jadilah rumah sederhana berukuran 9×6 meter yang ditempatinya saat ini.
Meski tinggal di kompleks pemakaman, Aiptu Widodo bersama sang istri, Yatni (49) dan empat anaknya sudah terbiasa. Padahal ketika membuka pintu rumah, dan hanya selangkah keluar sudah ada patok-patok kuburan.
Di rumah sederhana itu, Aiptu Widodo juga beternak ayam dan entok. Dengan cara seperti itu, ia berharap bisa menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Selain itu, dengan beternak, menurutnya juga bisa mengusir jenuh usai bertugas.
Aiptu Widodo ingin mendidik anak-anaknya agar mau belajar hidup sederhana. Tidak gengsi dengan kondisi seperti sekarang ini.
Meski begitu, ia punya rencana untuk pindah dari kompleks pemakaman tersebut. Karena sudah mendaftarkan diri untuk bisa menghuni perumahan Bhayangkara Residence yang digagas oleh Kapolres Rembang.
Saat ini sudah dibangun perumahan yang diperuntukkan anggota Polri. Lokasinya berada di wilayah Kaliori. Jumlahnya ada sekitar 80 unit. Aiptu Widodo berharap bisa mendapat rumah di lokasi itu.
” Alhamdulillah, ketika saya ikut mendaftar, bisa lolos verifikasi dan bisa menempati rumah itu nanti. Meski harganya mencapai ratusan juta, namun ada kemudahan yang diberikan dengan cara mengangsur,” katanya.(murianews/ar)
Leave a Reply