ragamlampung.com – Ariska Putri Pertiwi, Runner Up Putri Indonesia 2016, yang mewakili Indonesia di ajang Miss Grand Internasional 2016, kini menjadi sorotan dan dikritik masyarakat Lampung.
Di ajang itu, ia mengenakan busana karya Dinand Fariz yang mengusung motif-motif khas Lampung. Seperti Siger (pakaian adat Lampung yang dikenakan di kepala oleh wanita suku Lampung). Sayangnya, ia sambil berpakaian itu memamerkan pahanya pula.
Banyak warga Lampung mengkritik di media sosial karena ketidakpasan itu. Akun Facebook Sugeng Harjanto (mantan Rrektor Universitas Lampung) menulis di statusnya, “Harusnya pakai shot atau celana panjang warna hitam atau putih, manis sekali”.
Koordinator Divisi Adat dan Budaya Gamolan Institute, Erizal Barnawi, dalam rilisnya, Jumat (14/10/2016), mengatakan, Budaya Lampung memiliki kearifan lokal yang memiliki daya jual tinggi, tapi seharusnya dijaga baik.
“Bukan dengan hal-hal seperti yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam foto tersebut,” kata dia.
“Keindahan masih bisa didapat melalui hal lebih positif. Seperti kata Sugeng Harjanto. Jika kita bisa menyiasati dengan hal positif, kita juga akan mendapatkan hasil positif,” imbuh dia.
Erizal mengatakan, dampak foto dengan berpose pornoaksi itu mau tidak mau membuat stigma kepada masyarakat Lampung bahwa budaya ada di daerah ini seperti itu.
Ia mengakui dari sudut pandang pariwisata, kostum yang dikenakan Ariska Putri Pertiwi berciri khas adat budaya Lampung bersub jurai Pepadun.
“Tapi, sangat disayangkan desain buatan Dinand Fariz membuat citra jelek budaya Lampung yang jelas-jelas menjunjung tinggi agama Islam dan syariatnya,” ujarnya.
Erizal berharap insiden seperti ini dijadikan bahan intropeksi dan evaluasi bagi pihak-pihak terkait dan semua pelaku seni di Indonesia.
“Sehingga, nanti tak ada lagi kejadian serupa. Seni yang adiluhung di Indonesia maju dan beriringan karena menjunjung tinggi norma dan adab timur asli Indonesia,” kata dia. (ar)
Leave a Reply