ragamlampung.com — Penyidik Departemen Kehakiman Filipina menemukan bukti kuat bahwa polisi Filipina telah membunuh Wali Kota Rolando Espinosa yang dituduh terlibat perdagangan narkoba.
Pada Selasa (6/12/2016), penyidik menyatakan temuan itu bertentangan dengan klaim terdakwa dan Presiden Rodrigo Duterte bahwa Espinosa tewas dalam baku tembak.
Tuduhan Biro Penyelidikan Nasional (NBI) itu semakin memperdalam keprihatinan bahwa polisi ternyata masih melaksanakan eksekusi sebagai bagian perang narkoba Duterte. Perang terhadap kejahatan narkoba ini telah menewaskan lebih dari 5.100 tewas hanya dalam lima bulan.
Hasil penyelidikan NBI, hampir sama dengan temuan Biro Penyelidikan Federal di Amerika Serikat, menyatakan bahwa polisi menembak mati wali kota Rolando Espinosa dan teman satu selnya, Raul Yap. Penembakan itu terjadi saat mereka tidak berdaya dalam satu sel penjara provinsi, bulan lalu.
“Setelah melakukan penyelidikan yang lengkap dari peristiwa-peristiwa yang terjadi seputar pembunuhan Wali Kota Espinosa dan Yap, NBI menyimpulkan bahwa testimoni dari beberapa saksi bertentangan dengan pernyataan bahwa terjadi baku tembak antara polisi dan narapidana,” kata NBI dalam sebuah pernyataan.
Kepada para wartawan, Wakil Direktur NBI Ferdinand Lavin mengatakan ada dugaan polisi membunuh tahanan, lalu menyatakan tahanan mati dalam baku tembak. “Sejumlah bukti, baik kesaksian dan forensik sudah jelas. Kami percaya kita memiliki kasus sangat kuat,” katanya.
Lavin mengatakan pihaknya menduga terjadi pembunuhan dan kesaksian palsu dari 24 petugas atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan Espinosa. Namun aparat polisi mengaku mereka menembak sebagai tindakan pertahanan diri.
Polisi menuduh Espinosa memiliki senjata api dan narkoba di dalam sel penjara. Espinosa berada di dalam penjara setelah ditangkap Oktober atas kasus obat-obatan dan kepemilikan senjata.
Anggota parlemen, kelompok-kelompok media dan aktivis hak-hak manusia telah mengecam cerita versi aparat polisi. Mereka menanyakan alasan polisi untuk melakukan penggeledahan di dalam sel penjara, pada malam hari. Mereka juga mempertanyakan mengapa rekaman CCTV telah hilang.
Sebelumnya, Duterte telah menuduh Espinosa, wali kota Albuera di provinsi Leyte timur, sebagai bandar besar narkoba. Dalam sebuah pidato, baru-baru ini, presiden justru membela polisi dalam kasus Espinosa.
“Jangan memaksa saya percaya dengan teori-teori dan asumsi-asumsi, bahkan dengan saksi-saksi, bahwa wali kota dibunuh di penjara,” katanya.
Duterte sebelumnya telah menunjukkan sinyal merasa senang saat tersiar kabar Espinosa ditembak mati. Sejak awal, Duterte sangat meyakini kebenaran laporan polisi. (ar)
Leave a Reply